Kutim Dapat Kuota 300 CPNS, Ini Formasi yang Paling Dibutuhkan
Tahun 2018 ini, perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kembali dilakukan.
Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Tahun 2018 ini, perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kembali dilakukan.
Kabupaten Kutai Timur mendapat kuota 300 kursi CPNS dengan beragam formasi.
Namun, dari ratusan peluang tersebut, tenaga kesehatan dan guru lebih mendominasi.
Sedangkan formasi lainnya, ditawarkan pada tenaga bidang hukum dan bidang lingkungan.
Baca: Begini Kemeriahan HUT Ke-70 Awang Faroek, Sabyan Gambus dan Ebiet G Ade Jadi Bintang Tamu
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kutai Timur, Zainuddin Aspan mengatakan formasi rekrutan sudah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Memang peluangnya masih pada tenaga guru dan kesehatan. Baik perawat, bidan maupun dokter.
“Kabupaten Kutai Timur, termasuk daerah yang kekurang guru dan tenaga kesehatan. Terutama untuk ditempatkan di kawasan pedalaman dan pesisir. Apalagi, ke depan akan segera berdiri rumah sakit pratama di Kecamatan Muara Bengkal, tentunya membutuhkan lebih banyak lagi tenaga kesehatan,” kata Zainuddin.
Baca: Jadi Pelatih Baru Mitra Kukar, Rahmad Darmawan Belum Mau Banyak Senyum
Meski demikian, Zainuddin belum memberi informasi kapan pelaksanaan tes CPNS di Kutim dilangsungkan.
Pasalnya, sesuai usulan Bupati Ismunandar, para peserta agar mendapatkan pra test sebelum menjalani tes utama.
Baca: Mundur Sebagai Ketua Tim Pemenangan Partai Gerindra, Ini Kata Sandiaga
Pasalnya, dalam perekrutan kali ini, BKN RI meminta seluruh BKPP di daerah menggunakan sistem tes menggunakan komputer.
Untuk menghindari adanya Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN).
Jadi, hasil yang diperoleh benar-benar murni dari peserta dan langsung mendapat hasil tes saat itu juga.
Baca: Dukung Jokowi di Pilpres 2019, Antasari Azhar Ungkapkan Sudahilah Era yang Pernah Zalim
“Pra test akan kita laksanakan nanti, sebelum tes utama. Sesuai arahan Bupati. Karena tak dapat dipungkiri di beberapa daerah pedalaman dan pesisir, tenaga guru yang sudah berumur mungkin ada yang jarang membuka komputer atau karena keterbatasan sinyal, tidak menggunakan internet. Sehingga perlu dilakukan pengenalan perangkat tes lebih dulu dan bagaimana cara menjawab soal menggunakan perangkat komputer,” ungkap Zainuddin. (*)