Lasaloka KSB Gandeng Mahasiswa Unmul Gelar Napak Tilas Perjuangan Abdul Moeis Hassan

Napak tilas perjuangan Abdoel Moeis Hassan calon Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur diadakan oleh mahasiswa Unmul

Penulis: Nevrianto | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Nevrianto
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman bersama Lasaloka KSB membentangkan spanduk di Gedung Nasional yang juga terdapat tugu monumen di jalan Panglima Batur Kota Samarinda Kalimantan Timur, Sabtu( 1/9/2018) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Napak tilas perjuangan Abdoel Moeis Hassan calon Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur diadakan oleh mahasiswa Unmul dan Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari
(Lasaloka-KSB).

Acara ini digelar di halaman Gedung Nasional Jl Panglima Batur Samarinda Sabtu (1/9/2018).

Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman ,Yeremia Ledi mengkoordinasi para mahasiswa untuk menghadiri napak tilas sejak pukul 11.00 Wita.

Baca: TNI dan Warga Kerja Bakti Perbaiki Jalan Perumahan di Balikpapan

Bertindak sebagai narator atau pemateri adalah Muhammad Sarip, satu dari empat orang pengusul gelar pahlawan nasional bagi Abdoel Moeis Hassan.

"Kami senang terlibat dalam kegiatan napak tilas hari ini. Sebagai satu-satunya program studi sejarah di Kaltim Kami berupaya untuk sosialisasi ke sejumlah sekolah dan tempat," katanya.

Muhammad Sarip dari Lasaloka KSB mengungkapkan refleksi dari kegiatan ini menggambarkan bahwa Kaltim seolah terkena "kutukan" karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga warisan sejarah.

Dulu dekade 70-an, Gedung Nasional pernah difungsikan sebagai sarana komersial berupa bioskop.

Hal ini membuat marah para pejuang. Setelah itu, Gedung Nasional terkena musibah kebakaran.

Baca: Jokowi Bakal Buat Kejutan Lagi di Closing Ceremony Asian Games 2018? Ini kata Panitia Acara

"Kini, Tugu Kebangunan Nasional pada usianya ke 70 tahun sepertinya aman-aman saja. Tetapi, jika kita tidak mempedulikannya, bisa saja suatu saat nasibnya akan sama seperti dua lapangan bersejarah di Samarinda yang tergusur. Jangan sampai terulang saat Lokasinya sudah digusur, baru kemudian masyarakat sadar akan pentingnya jejak historis tersebut," katanya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved