Rupiah Menguat Tertolong Koreksi Indeks Dolar
Penguatan poundsterling diikuti pula oleh penguatan mata uang utama dunia lainnya. Rupiah pun ikut merasakan dampak positif
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami penguatan di awal perdagangan Kamis (6/9). Mengutip Bloomberg pukul 10.10 WIB, rupiah menguat 0,32% ke level Rp 14.890 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, rupiah tertolong oleh terkoreksinya indeks dolar. Sebagai info, saat ini indeks dolar melemah 0,22% ke level 94,97.
Hal tersebut disebabkan mulai rebound-nya sejumlah mata uang utama global. Salah satunya adalah poundsterling yang menguat cukup signifikan terhadap dolar AS setelah potensi tercapainya kesepakatan Brexit kian membesar.
“Jerman mulai bersikap melunak dan mendukung Inggris untuk menyelesaikan negosiasinya,” ujar Putu.
Penguatan poundsterling diikuti pula oleh penguatan mata uang utama dunia lainnya. Rupiah pun ikut merasakan dampak positif dari pelemahan indeks dolar AS.
Menurut Putu, masih ada peluang indeks dolar untuk mengalami pelemahan mengingat para investor masih wait and see jelang pengumuman data ADP non-farm payroll hari ini. Maka dari itu, ia memperkirakan rupiah bisa melanjutkan penguatannya hingga penutupan nanti di kisaran Rp 14.820-Rp 14.900 per dolar AS.
Selain pelemahan dolar, rencana pemerintah untuk memagari rupiah menjadi sentimen positif meski dampaknya masih perlu dilihat lagi. Hal ini tampak pada pergerakan mata uang Asia. Rupee hari ini masih melemah terhadap dolar AS.
Pelemahan mata uang India ini mencapai lebih dari 11% sejak awal tahun. Sementara pelemahan rupiah berkurang tipis menjadi 8,99% pada periode yang sama.
Kredit Valuta Asing Bank Relatif Aman
Dody Arifianto, Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, di tengah pelemahan rupiah sejauh ini belum melihat ada pergerakan penarikan simpanan valuta asing (valas) oleh nasabah.
"Pergerakan simpanan valas per Juli masih wajar," kata Dody, Rabu (5/9). Mengutip data terbaru Bank Indonesia (BI) sampai Juli 2018, simpanan valas nasabah tumbuh 10,5% year on year (yoy) atau lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan Juni 2018 yang tumbuh 3,2% yoy.
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga bilang, belum ada debitur perbankan yang melakukan penundaan pembayaran kredit valas karena nasabah sudah memperhitungkan pelemahan rupiah sebelumnya (price in).
Namun OJK belum mengecek jika ada perusahaan atau debitur yang mempunyai eksposure utang ke kredit luar negeri.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP bilang, dengan kondisi pelemahan rupiah seperti sekarang tidak serta menyebabkan debitur yang baik menunda pembayaran. Juga secara prinsip, umumnya debitur valas sudah memiliki pendapatan valas atau transaksi lindung.
Saat ini debitur valas cukup beragam, termasuk sektor agribisnis. "Tidak ada penarikan simpanan valas," ujar Parwati, Rabu (5/9).
Bank Central Asia (BCA) juga mengaku pembayaran kredit valas masih seperti biasa. Pada umumnya debitur valas di BCA untuk perdagangan. "Pembayaran kredit valas oleh debitur biasa saja," ujar Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim. Kredit valas BCA sekitar 6% dari total penyaluran kredit. Hingga Juli 2018 total penyaluran kredit BCA Rp 495,23 triliun, tumbuh 14% yoy. (*)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul Rupiah kian tertekan, kredit valuta asing bank masih relatif aman https://keuangan.kontan.co.id/news/rupiah-kian-tertekan-kredit-valuta-asing-bank-masih-relatif-aman