Hadir Sebagai Pembicara di Samarinda, Kak Seto Singgung Soal Einstein dan Norman Kamaru

"Jadi tidak mudah berpikir negatif, tidak mudah meledak-ledak emosinya, dan lain sebagainya," ujarnya.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM / DOAN E PARDEDE
Kak Seto menjadi pembicara dalam Seminar Vegan Menuju Dunia Satu Keluarga resmi yang digelar di Delightful Grand Balroom lantai Maha Vihara Sejahtera Maitreya, Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Samarinda Utara, Senin (10/9/2018) 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Seminar Vegan Menuju Dunia Satu Keluarga resmi yang digelar di Delightful Grand Balroom lantai Maha Vihara Sejahtera Maitreya, Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Samarinda Utara resmi dibuka oleh Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang, Senin (10/9/2018).

Hadir dalam acara pembukaan tersebut, antara lain Dandim 0901/Samarinda Letkol Kav Arifin, Pimpinan Budhist Centre Samarinda Pandita Henry Suwito, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Samarinda, dan para undangan lainnya.

Seminar ini juga menghadirkan pembicara nasional, Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si (Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia/LPAI) dan Dr. Susianto (Pendiri World Vegan Organization/WVO).

Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si, atau lebih dikenal dengan Kak Seto dalam menyampaikan bicara perlindungan anak juga tidak bisa lepas dari kondisi kesehatan fisik dan psikis orangtua.

"Kekerasan terhadap anak itu sering bermula dari tidak sehatnya atau ada gangguan dari kejiwaaan orangtua. Mudah frustasi, mudah marah, pandangan keliru tentang anak dan lain sebagainya," ujarnya.

Dan berdasarkan pengalaman pribadinya, kata Kak Seto, gaya hidup vegetarian atau vegan (vegetarian murni tanpa susu dan telur) bisa membuat kesehaan jiwa lebih terkontrol.

"Jadi tidak mudah berpikir negatif, tidak mudah meledak-ledak emosinya, dan lain sebagainya," ujarnya.

Dengan jiwa yang sehat tadi, Kak Seto juga mengharapkan tidak ada lagi orangtua yang mendidik anak dalam kekerasan.

Anak yang dididik dalam kekerasan justru menurutnya akan menghasilkan anak yang bandel dan pembangkang.

Orangtua juga harus bisa berpikir positif terhadap apa yang dilakukan anak saat ini. Tingkah laku anak yang dirasa aneh saat ini tidak selalu harus disimpulkan sebuah kesalahan.

Kak Seto mencontohkan Rudi Hadi Suwarno, seorang penata rambut profesional ternyata punya hobi bercermin dan merias rambut di waktu kecilnya.

Begitu juga dengan Rudi Salam, aktor terkenal Indonesia ternyata sejak kecil sudah menyukai dunia akting dan suka bermain dengan kamera.

Anak, menurutnya harus dibiarkan berkembang sesuai minat dan kemampuannya.

"Pada dasarnya semua anak itu cerdas, dan di sinilah kita harus bisa berpikir positif. Bisa cerdas keilmuan, bisa cerdas matematika, cerdas fisika, tapi juga bisa cerdas bernyanyi, cerdas menggambar dan sebagainya," katanya.

Kak Seto juga menggarisbawahi bahwa cerdas tak melulu bicara soal pendidikan di sekolah.

"Michael Jackson, Maradona, Briptu Norman, Albert Einstein, Mozart adalah orang-orang cerdas yang dihargai di dunia dan di masyarakat," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved