Gempa dan Tsunami Sulteng
Puluhan Pengungsi Lakukan Shalat Jumat di Base Ops Lanud Dhomber Balikpapan
Puluhan warga pengungsi Palu dan yang berada di Base Ops TNI AU Lanud Dhomber Balikpapan melakukan shalat Jumat, (5/10/2018).
Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Aditya Rahman Hafidz
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Puluhan warga pengungsi Palu dan yang berada di Base Ops TNI AU Lanud Dhomber Balikpapan melakukan shalat Jumat, (5/10/2018).
Mushola yang baru berdiri tadi malam tersebut digunakan.
Salah satu pengungsi ditemui setelah shalat Jumat Sulianto, mengatakan bersyukur bisa melaksanakan shalat Jumat di mushola yang baru berdiri kemarin, Kamis (4/10/2018) malam.
"Alhamdulillah bisa shalat Jumat hari ini," ujar Sulianto.
Diserbu Netizen Tanya Kasus Kebohongan Ratna Sarumpaet, Begini Tanggapan Hotman Paris
Sulianto sempat menceritakan kejadian yang terjadi di kediamannya di Palu, tepatnya di Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah.
Saat itu, menjelang maghrib, ia sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya, sementara anaknya sudah berada di masjid untuk bersiap melaksanakan shalat Maghrib.
Ratna Sarumpaet Ditangkap, Begini Postingan Sang Menantu Aktor Tampan Rio Dewanto soal Hobinya
Namun, goncangan hebat mengejutkannya. Terhitung sebanyak 5 kali guncangan yang ia rasakan.
"Begitu gempa, saya langsung lari menuju masjid, jemput anak saya. Saya lari itu, sudah tidak bisa lurus lagi, goyang ke kiri, ke kanan. Saat lari, aspal terbelah, keluar air dari tanah. Lari lagi, aspal belah lagi, keluar air lagi," tuturnya menceritakan kejadian saat gempa di Palu.
Hingga tiba di masjid, ia langsung menggendong anaknya yang berusia 8 tahun untuk pulang ke rumahnya.
Kebetulan di halaman rumahnya terbilang luas, sehingga dapat menyelamatkan dirinya.
Ia mengatakan, warga Kampung Nunu tempat ia bermukim tidak sampai menelan korban jiwa.
Namun, di sekitar kampung Nunu, rata dengan tanah.
Tak Cuma Petobo dan Balaroa, Kampung Jono Oge juga Hilang di Telan Bumi
"Seperti Hotel Roa Roa, rata dengan tanah. Mall Masomba. Daerah Balaroa juga, aspal bisa naik sampai 4 meter dari permukaan awal," tuturnya.
Ia bersyukur, ia masih dapat berkumpul dengan istri dan kedua anaknya di lokasi pengungsian.
Saat ini, ia masih memutar otak bagaimana dirinya dan keluarganya bisa terbang ke Jawa Timur tempat orangtuanya berada, tepatnya di Ngoro, Jombang.
"Belum tahu ini, mungkin menunggu pesawat bantuan Hercules yang bisa terbang ke Surabaya," ujarnya. (*)