Berita Eksklusif

Pipa Jargas Dibiarkan tak Terurus, 4.500 Warga Samarinda Menunggu Gas Mengalir

Samarinda diagendakan jadi kawasan percontohan, dengan mengambil daerah Sambutan dan Sungai Kapih sebagai percontohan pertama.

Editor: Sumarsono
DOKUMENTASI/TRIBUN KALTIM
Edisi cetak Tribun Kaltim, 9 Oktober 2018 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Satu program pusat di Samarinda sampai saat ini masih ditunggu kejelasannya. Program jaringan gas (jargas), kerjasama antara Pemkot Samarinda dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Migas serta Kementerian ESDM yang jadi proyek pusat di daerah tersebut.

Samarinda diagendakan jadi kawasan percontohan, dengan mengambil daerah Sambutan dan Sungai Kapih sebagai percontohan pertama. Sebanyak 4500 rumah/jaringan gas dipatok jadi awal percontohan jargas di ibukota Kaltim.

Bagaimana kondisi langsung di lapangan, ikut Tribun konfirmasi akhir pekan lalu (Kamis dan Jumat) Tepatnya di kawasan Sambutan dan Sungai Kapih Samarinda. DI lokasi tersebut, Tribun kemudian bertemu dengan Muhammad C, Ketua RT 02 Kelurahan Sungai Kapih.

"Saya tingal di sini sejak 2002. Program jargas ini sudah mulai sekitar awal 2017. Jadi, sejak awal 2017, memang sudah ada pemasangan pipa jargas yang dilakukan kontraktor. Tetapi, saat itu, yang awal adalah pemasangan jargas untuk pipa yang besar. Pipanya ditanam di bawah tanah," ucap Muhammad saat ditanya terkait jargas, Jumat (5/10).

Baca: 4.500 Rumah di Sambutan dan Sungai Kapih Tak Kunjung Dialiri Jargas

Sembari menjelaskan, ia ikut menunjukkan beberapa pipa-pipa jargas yang nantinya akan menjadi saluran gas ke rumah-rumah, khususnya sebagai fasilitas masak rumah tangga.

Pantauan Tribun, jaringan pipa gas tersebut, terbagi dua. Satu jargas, untuk jaringan pipa ukuran besar. Jaringan pipa jargas ini, ditanam tepat di depan rumah-rumah warga.

Menurut warga yang menyaksikan proses pemasangan, jarak tanah untuk pipa jargas tersebut, sekitar 1 meter lebih. Pipanya berwarna kuning, dengan ukuran pipa sebesar paha orang dewasa. Ujung dari pipa tersebut, kemudian muncul tepat di depan gang-gang milik warga. Kemunculan pipa-pipa ini pun terlihat tak terurus.

Dipantau lebih lanjut, ujung jargas seukuran paha orang dewasa ini, hampir berkondisi sama di tiap-tiap depan gang warga. Jarak antara ujung pipa 1 dan yang lain berkisar 10 -15 meter. Disebut tak terurus, karena terlihat hanya ditanam kemudian dibiarkan.

Baca: Mulan Jameela Niat Jual Rumah, Ahmad Dhani Langsung Mendukung

Ada pipa yang teronggok begitu saja.. Ada pula yang disangkutkan di pohon kecil agar tidak mengganggu jalan. Ada pula yang dibiarkan tergeletak di depan-depan gang warga.

"Itu sudah satu tahun kondisinya seperti itu. Jadi, memang ada pipa besar yang ditanam di depan rumah warga. Pipa besar itu yang nantinya mengalirkan gas ke rumah-rumah dengan pipa kecil yang juga sudah dipasang di rumah-rumah warga," ucap Muhammad.

Lanjut ke kondisi pipa kedua, berukuran kecil seperti jempol orang dewasa. Berbeda dengan jargas yang ditanam di depan rumah warga, untuk jargas ukuran jempol orang dewasa tersebut, dipasang tepat di sisi kiri atau kanan dinding rumah warga.

Jargas ini, terbuat dari besi dan alirannya diteruskan hingga ke dapur-dapur milik warga. Sebuah kran, seperti kran air minum, menjadi ujung jargas tersebut. Letaknya berada di dapur-dapur warga.

"Kalau jargas yang kecil itu sudah dipasang sejak Oktober lalu. Saya setuju-setuju saja dipasang, karena tidak dimintai biaya. Petugas memasang hanya dalam waktu satu hari. Tetapi, setelah dipasang, bagaimana kelanjutannya, kami tidak tahu. Jadi, pipa dibiarkan saja di rumah-rumah warga," kata Yusuf, warga Sambutan yang juga Tribun temui.

Baca: Ditangkap saat Kunjungan ke China, Presiden Interpol Meng Hongwei Nyatakan Mengundurkan Diri

Hampir seluruh warga yang Tribun temui baik di Sungai Kapih maupun Sambutan tak tahu menahu akan proses kelanjutan jargas yang nantinya akan jadi percontohan tersebut.

"Di RT saya, ada 156 Kepala Keluarga, jumlah jiwanya sekitar 542 orang. Dari jumlah 156 KK tersebut, 148 KK sudah selesai dipasang jargas pipa ukuran jempol orang dewasa. Sisanya belum, karena kondisi rumah tak ada penghuninya," tutur Muhammad.

Klaim akan lebih murah menjadi alasan warga mau menuggu jargas tersebut. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved