Gempa dan Tsunami di Sulteng
Pengungsi Berangsur Pulang ke Sulteng, Ini Pesan Mereka pada Warga Samarinda
Senin (22/10/2018) siang tadi, belasan pengungsi korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) di Samarinda kembali pulang ke Palu.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Senin (22/10/2018) siang tadi, belasan pengungsi korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) di Samarinda kembali pulang ke Palu.
Terdapat 14 pengungsi yang telah berada di Samarinda kurang lebih dua pekan pulang ke kampung halamannya.
Kepulangan pengungsi tersebut untuk kembali menata dan melanjutkan hidup, kendati rumah yang mereka miliki tidak bisa lagi digunakan.
Semua akomodasi dan transportasi, dari Samarinda ke Balikpapan, lalu dilanjutkan menuju Palu via jalur laut, semua ditanggung oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Samarinda, termasuk pemberian uang saku untuk setiap kepala keluarga.
Nurjan (38), pengungsi asal kecamatan Mantikulore, Palu mengaku harus kembali pulang untuk merawat orangtuanya, termasuk berupaya melakukan pencarian terhadap keluarganya yang hingga saat ini masih belum ditemukan.
Selain itu, karena anaknya harus kembali bersekolah, serta istrinya yang juga harus kembali bekerja, termasuk dirinya.
"Tidak apa-apa walau nanti di sana tidur di tenda depan rumah. Di sana orangtua juga tidur di tenda, karena memang kami harus kembali menjalankan kehidupan di sana," ucapnya lirih, Senin (22/10/2018).
"Anggota keluarga saya masih ada lima yang belum ketemu hingga saat ini," tambahnya.
Selama di Samarinda, dirinya beserta dua anak dan istri tinggal di rumah keluarga istrinya di perumahan Talang Sari Regency.
Dia mengaku, selama di Samarinda dirinya mendapatkan perlakuan yang sangat baik, mulai dari Pemerintah, Kepolisian, hingga warga sekitar yang tidak ragu untuk menolong keluarganya.
"Baik sekali warga disini, tetangga di tempat kami menginap perhatian sekali, tidak ada kami kekurangan selama di sini. Bantuan terus ada untuk kami. Dari sini kami juga bawa bahan makanan, pakaian untuk kami bagi dan gunakan," jelasnya.
"Saya titip pesan juga untuk warga Samarinda dan Pemerintah, hanya ucapan terima kasih saja yang bisa sampaikan," ucap pria yang dulunya bekerja di tambang emas tradisional di Poboya, Palu itu.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Samarinda, Ridwan Tassa menjelaskan, awalnya terdapat 31 pengungsi yang akan kembali pulang, namun batal karena terdapat beberapa pengungsi yang sakit.
Namun, pada 29 Oktober mendatang, terdapat sekitar 50 pengungsi yang akan kembali ke Sulteng.