Salman: Pertuni Bikin Panti Pijat, Bisa Bantu Pemerintah Kurangi Pengemis di Jalanan

Salman berusaha keras mendirikan panti pijat, untuk membuka lapangan kerja bagi penyandan tunanetra sekaligus mengurangi pengemis.

tribunkaltim.co/priyo suwarno
Salman, Ketua DPD Pertuni Kaltim 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA-- Usai dilantik, untuk pertama kalinya Salman sebagai ketua DPD Pertuni Kaltim menyampaikan pidato pertama, "Saya tidak muluk-muluk. Setelah saya jadi ketua, maka saya akan membuat progam menyiapkan panti pijat seperti yang sudah saya lakukan di Balikpapan," katanya.

Pernyataan disampaikan di Musda I Pertuni Kaltim, Rabu (14/11), di ruang rapat Tepian II, gedung kantor Gubernur Kaltim.

Mengapa panti pijat? Karena, menurut Salman, kebanyakan penyandang tunanetra itu  punya skil memijat,"Di Balikpapan kami sudah panti pijat empat kamar semua ber-AC," katanya. Dia menyebutkan bahwa Pertuni mendapatkan lokasi sekretariat dan panti menemati bekas kantor kelurahan di Telagasari Balikpapan.

 "Dengan adanya panti itu, setidakna setiap hari ada sebanyak teman-teman penyandang bisa bekerja. Ini semua untuk mengurangi agar penyandang tunanetra tidak turun ke jalan," tuturnya. Istilah turun ke jalan adalah penyandang tunanetra menjalani praktik pengemis di jalanan.

Sebelumnya Salman, saat pembukaan musda di depan Kepala Biro Pemerintahan Pemprov Kaltim Ardiansyah dan Kepala Biro Kesra Eltho Susanto mengimbau kepada pemerintah agar leih memperhatikan nasih para penyandang.

 "Kami tidak usah dikasih ikan, berilah kami pancing. Kami akan berusaha keras bekerja, termasuk memberikan fasilitas berupa sekretariat dan tempat usaha panti pinjat," kata Salman kepada dua pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim itu.

 Salman menyatakan bahwa Pertuni juga berusaha keras untuk membantu pemerintah mengurrangi pengangguran dan pengemis di jalanan,"Tidak mungkin kami akan menghapuskan praktik pengemis, tetapi saya yakin kami bisa membantu mengurangi itu," katanya. Dengan catatan, pemerintah bisa memberikan bantuan panti, sehingga para  penyandang tunanetra tidak harus turun ke jalan.

 Mengapa turun ke jalan?"Ya karena mereka butuh pendapatan, butuh makan, butuh membayar sekolah anak, perlu memberi uang jajan keada anaknya. Bagamana jika tidak bekerja bisa memenuhi kebutuhan itu semua," tuturnya.

Selain itu, dia mengimbau kepada pemerintah benar-benar memberikan bimbingan dan bantuan kepada para disabilitas agar meeka menjadi kuat dan mampu mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

Selaku Ketua Diperda Pertuni Kaltim, Salmani menyatakan bahwa diperda akan mendorong pengurus Pertuni Kaltim agar meningkaan kualitas hidup tunatera dengan memberikan pelatihan dan pembelajaran, yaitu tidak butu huruf baik itu huruf latin maupun braile, juga tidak buta Quran.(ps)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved