Jelang Natal Harga Ayam Sempat Bergerak Naik, Gubernur Isran Minta Warga tak Panik
Hampir dua bulan terakhir, sejumlah pedagang ayam potong di Pasar Segiri Samarinda mengeluhkan melonjaknya harga
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hampir dua bulan terakhir, sejumlah pedagang ayam potong di Pasar Segiri Samarinda mengeluhkan melonjaknya harga dagangan mereka yang kini dijual per kilogram.
Mereka mengaku, tren kenaikan tahun ini merupakan yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Akibat harga yang terus meroket, calon pembeli berkurang, utamanya dari kalangan menengah ke bawah.
Pantauan Tribun Kaltim, Kamis (20/12) di Pasar Segiri, Samarinda, harga kiloan ayam potong di rentang Rp 25 ribu -Rp 28,5 ribu per kilogramnya. Variasi harga ini, salah satunya disebabkan perbedaan harga dari penyuplai ke eceran dan harga tambahan lain dari pedagang pasaran.
Sebelumnya, dua bulan lalu, diutarakan salah satu penjual ayam potong di Pasar Segiri Samarinda, Nuraini, ia masih mampu menjual 80 ekor ayam potong selama 8 jam berjualan. Per kilonya, waktu itu, ia jual seharga Rp 22,5 ribu per kg. Sementara, tiap ekor ayam seberat 1,5 kg, dijual di harga Rp 35-38 ribu.
Baca: Kapal Meledak dan Terbakar di Bawah Jembatan Ampera, Diduga Ini Pemicunya
Kenaikan itu, ia rasakan berangsur-angsur menjelang akhir tahun ini. Kamis (20/12), ia menjual ayam potong seharga Rp 28,5 ribu per kg. Sementara, ayam yang ia jual rata-rata seberat 1,5 kg, dijual Rp 43 ribu -Rp 45 ribu. Karena itu, ia memilih, mengurangi penjualan sekitar 40an ekor per harinya, menghindari busuk jika tak terjual. "Harga ayam ini, bukan hanya naik, tapi melonjat," tutur Nuraini, ditemui di lapaknya.
Akibatnya, banyak calon pembeli yang enggan membeli. Kalaupun, menawar harga, jelas perempuan yang sudah berjualan 20 tahun ini, warga bisanya menawar di bawah harga modal, bahkan sampai selisih Rp 3 ribu dari harga modal. Sekitar Rp 40 ribuan. Ia berharap, menjelang Natal dan Tahun Baru 2019 nanti, pemerintah punya solusi agar tren kenaikan harga ayam bisa sedikit diredam.
Hal serupa dirasakan Dalle (50) yang sudah 10 tahun ini berjualan. Dia mengaku, harga jual ayam yang dibagikan pengepul sudah tinggi sejak dua bulan terakhir. Ia menjual ayam per kilogramnya seharga Rp 27,5. Variasi harga antar penjual sekitar Rp 1 ribu per kg ini, dikarenakan ia mendapat pasokan lebih murah dari pengepul yang juga kerabatnya.
Selain itu, kadang, karena persaingan usaha antar sesama pedangan, mahalnya harga ayam dan turunnya daya beli, terkadang jumlah pesanan itu tak habis setelah enam jam dipajang di meja lapak.
Baca: Ucapan Selamat Datang Jose Mourinho Muncul di Salah Satu Klub Liga Super China
Di lapak ayam potong lain, milik Irwan yang sudah 15 tahun berjualan ayam potong di Pasar Segiri, selama 10 menit berbincang, setidaknya ada 3 calon pembeli yang menawar satu ekor ayam seberat 1,5 kg dengan harga Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu. Selisih Rp 3 ribu -Rp 5 ribu dari harga modal.
Irwan menilai, kenaikan jelang tahun baru ini memang terus terjadi. Iapun tak tahu sebabnya, karena harga dari pengepul yang memang sudah naik. Dari pengalamannya pula, ia memprediksi tren kenaikan akan kembali normal pertengahan Januari 2019 nanti.
Sementara Gubernur Isran Noor yang memimpin sidak sembako jelang Natal dan tahun baru 2019 di Pasar Segiri menjelaskan, memang ada kenaikan harga ayam mencapai Rp 6 ribu per kg. Namun, secara umum, stok dan harga sembako lain aman tak ada kenaikan harga.
Dari komunikasi dengan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Kaltim, beberapa alasan kenapa harga ayam naik karena naiknya harga pakan ayam potong impor yang terimbas naiknya kurs dollar. Selain itu, karena kenakalan harga bibit ayam membuat ongkos produksi naik.
Baca: Sejarah Hari Ibu 22 Desember di Indonesia, Terlahir dari Kongres Wanita Indonesia
Disinggung mengenai langkah ke depan, semisal operasi pasar, Gubernur Isran meminta masyarakat tak panik. Karena tren seperti ini dianggap lazim jelang perayaan hari besar. Ini faktor psikologis pasar.
"Santai saja. Gak usah pusing. Biasalah, namanya faktor psikologis, ada pemicunya. Ini kan musim Natal dan tahun baru," ujar Isran di depan halaman pasar Segiri. (*)