Cuaca Ekstrem di Berau, BMKG Imbau Masyarakat Waspada dan Jangan Panik
Cuaca ekstrem ditambah rangkaian peristiwa bencana alam di berbagai daerah, membuat masyarakat Berau menjadi was-was.
Cuaca Ekstrem di Berau, BMKG Imbau Masyarakat Waspada dan Jangan Panik
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Cuaca ekstrem ditambah rangkaian peristiwa bencana alam di berbagai daerah, membuat masyarakat Berau menjadi was-was.
Terutama bagi mereka yang bermukim di wilayah pesisir Berau.
Bahkan tsunami yang terjadi di Palu beberapa waktu lalu, sempat membuat warga Berau yang tinggal di Kecamatan Bidukbiduk menjadi panik dan memgungsi ke dataran tinggi.
Baru-baru ini, tsunami kembali menerjang wilayah Banten dan sekitarnya.
Maia Estianty dan Judika Jodohkan Ariel Noah dengan Kontestan Cantik, Begini Reaksinya
Dikritik 5 Pendiri PAN, Amien Rais Dianggap Jadikan Agama sebagai Alat Politik untuk Raih Kekuasaan
Ditambah adanya anomali cuaca yang terjadi di wilayah Berau, membuat masyarakat menganggapnya sebagai dampak letusan Gunung Anak Krakatau.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi mengimbau masyarakat agar tidak panik.
"Kami sampaikan untuk masyarakat Berau, terutama masyarakat (di wilayah) pesisir, sehubungan dengan terjadinya bencana multievent cuaca ekstrem, gelombang tinggi erupsi Gunung Anak Krakatau dan tsunami di wilayah Jawa Barat dan Lampung, diharapkan masyarakat Berau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," kata Sumardi, Kamis (27/12/2018).
Menurut Sumardi, saat ini kondisi perairan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dalam kondisi normal, dengan ketinggian gelombang 0,25 meter hingga 1 meter.
Sekadar diketahui, Berau berada di peebatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Namun Sumardi menegaskan, kecil kemungkinan terjadi tsunami di wilayan ini.
11 Tahun Pernah Hidup Bersama, Andi Soraya Angkat Bicara soal Steve Emmanuel Terjerat Narkoba
Banyak Spot Foto Keren, Kunjungi Yuk Kampung Wisata Peduli Inflasi, Ada di Tengah Kota Balikpapan!
"Potensi terjadi tsunami sangat kecil, karena tidak ada gunung berapi aktif dan cesar aktif di wilayah ini. Dan syarat terjadi tsunami, diperlukan magnitudo diatas 7 dengan kedalaman sumber gempa di bawah 10 kilometer," jelasnya.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap curah hujan yang tinggi, disertai petir dan gelombang musim angin utara.
Kondisi ini bisa saja memicu terjadinya bencana hidrometeorologis, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang yang bisa menyebabkan pohon tumbang dan memicu terjadinya naiknya gelombang permukaan laut.
Belakangan ini, kondisi cuaca Berau memang mengalami peningkatan curah hujan.
Selain karena tengah musim hujan, juga dipengaruhi oleh Tropical Cyclone Kenanga yang sempat muncul di Samudera Hindia, di sebelah selatan Sumatera.
Kondisi ini ditambah dengan udara dingin dari wilayah Asia yang masuk ke wilayah Indonesia dengan membentuk konvergensi yang memicu peningkatan curah hujan. (*)