Ada 120 Bank Sampah di Balikpapan, Tapi hanya 5 Bank Sampah yang Efektif
Ada 120 Bank Sampah di Balikpapan, Tapi hanya 5 Bank Sampah yang Efektif
Penulis: Aris Joni |
Ada 120 Bank Sampah di Balikpapan, Tapi hanya 5 Bank Sampah yang Efektif
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Keberadaan Bank Sampah di Kota Balikpapan, bisa dikatakan ada banyak jumlahnya, namun setahun belakangan ini, Bank Sampah yang ada di Balikpapan sekitar empat persen saja yang masuk kategori terbaik. Demikian disampaikan oleh Direktur Pendampingan Bank Sampah Kota Balikpapan, Sri Is Mudiati, kepada Tribun Kaltim, Senin (14/1/2019) pagi.
Ia menjelaskan, perjalanan selama setahun di 2018, keberadaan Bank Sampah di Balikpapan bisa dikatakan cukup besar tetapi dari sisi efektivitasnya hanya kecil, sekitar 4 persen saja dari 120 Bank Sampah yang berjalan bagus hanya sampai 5 unit saja. “Yang terbaik itu kami akan berikan apresiasi, diberi penghargaan sebagai Bank Sampah terbaik di Balikpapan,” ungkap perempuan berkulit sawo matang ini.
Indikator penilaian Bank Sampah terbaik dilihat dari sisi jalannya roda organisasi manajemen Bank Sampah, termasuk melihat jumlah nasabahnya atau masyarakat yang terlibat, lalu dinilai juga seperti apa pendapatan Bank Sampah dan reduksi atas sampahnya.
Persoalan yang kini menggelayut bagi kebanyakan Bank Sampah di Balikpapan lebih kepada tingkat kesadaran masyarakat atas menyikapi pengelolaan sampah. “Penentuan harga sampah yang tidak stabil, tidak ada kepastian. Sampah tidak diambil. Organisasinya tidak jalan,” tuturnya.
Karena itu, dirinya merasa perlu untuk membuat semacam pertemuan serentak untuk membahas dan evaluasi sepak terjang Bank Sampah di Kota Balikpapan, apalagi posisi Bank Sampah sebagai garda terdepan dalam solusi pengelolaan sampah tingkat rumah tangga.
Biasanya, tambah dia, Bank Sampah melakukan seleksi dalam memilih sampah yang masuk kategori, sekitar ada 40 jenis sampah, satu di antaranya sampah kertas koran, kardus, dan plastik bekas botol kemasan minum. “Kehadiran Bank Sampah disebuah kota dijadikan sebagai titik penilaian piala Adipura. Bank Sampah terbentuk di lingkungan terdekat warga, yang mengatasi kelola sampah rumah tangga,” ungkap Sri.
Selama ini, pihaknya sebenarnya sudah gencar melakukan edukasi dan sosialisasi ke beberapa tempat Bank Sampah, memberikan pengetahuan cara menjalankan organisasi Bank Sampah, termasuk teknis pengelolaan sampah.
“Mau bentuk saja diberi kemudahan. Di tingkat RT mau ada yang bentuk kami fasilitasi, kami berikan pengetahuan, nanti tinggal kelanjutannya, masing-masing jalan sendiri. Dikelola sendiri secara independen, tidak memakai anggaran daerah,” kata Sri.
Dia pun berharap, perjalanan tahun 2019 ini, posisi Bank Sampah yang telah muncul ke permukaan Balikpapan untuk bisa lebih menajamkan perannya, tidak sekedar dilahirkan setelah itu berhenti tiada denyut nadi kehidupan.
“Pekerjaan rumah yang berat dilakukan Bank Sampah itu biasanya mengenai keuangannya. Sampah kita kumpulkan, kemudian mencari pihak ketiga atau pengumpulnya yang susah. Tidak ada kepastian kadang yang membuat tidak berjalan,” tegasnya.(*)