Puluhan Orang Datangi Makam Tua Belanda Asrama Bukit Balikpapan, Ternyata Begini Aktivitasnya
Keberadaan makam tua Belanda di Asrama Bukit, Kota Balikpapan kini mulai ramai diperbincangkan banyak orang. Kondisinya banyak rumput, mau ziarah.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Puluhan orang yang berasal dari instansi kantor Kecamatan Balikpapan Barat bersama lembaga cagar budaya Dinas Kebudayaan Kota Balikpapan menuju ke lokasi pemakaman tua di Asrama Bukit, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (2/3/2019).
Kegiatan kunjungan tersebut bukan ziarah ada yang duka cita, akan ada jenazah dikebumikan di pekuburan.
Informasinya, rombongan tersebut mendatangi kuburan tua untuk melakukan kerja bakti, setelah sempat tersiar kabar kondisi pekuburan tidak layak, ditumbuhi banyak rumput ilalang, kuburan berasa tidak terawat.
Tips Ustadz Abdul Somad Jaga Kesehatan, Salah Satunya Sebut Madu Hutan Pegang Gelas yang Lama
Melaney Ricardo Sahabat Luna Maya Doakan Pernikahan Syahrini dan Reino Barack
Sudah Datang Sebagian, Segini Jumlah Kebutuhan Surat Suara DPRD Balikpapan
Tempat ini bukan pekuburan biasa namun bisa dikatakan bersejarah, keberadaan kuburan semenjak belum adanya negara Republik Indonesia, peninggalan era kolonial Hindia Belanda di Kota Balikpapan kala itu.
Orang kini sering sebut tempat pekuburan tersebut dengan nama kuburan tua Belanda, Asrama Bukit.
Sepengetahuan Tribunkaltim.co, mereka yang datang ke makam tua Belanda tersebut sebanyak 20 orang terdiri dari pria dan wanita dewasa. Di antarnaya ada yang membawa peralatan bersih-bersih seperti di antaranya cetok, sapu lidi dan pengki.

Usia kuburan tersebut bisa dibilang cukup lama, era di bawah tahun 1946 sudah ada. Uniknya lagi, jenzah yang dikuburkan adalah orang-orang nusantara yang mengadopsi nama-nama Belanda.
Seperti di antaranya ada campuran Manado Belanda, Sanger Belanda dan Maluku Belanda.
Salah satu batu nisan kuburan tua Belanda ini ada tulisan "Hier Rust Onze, Geliefde Dochtertje." Arti dari bahasa Belanda ini jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti "Beristirahat di sini, Putri tercinta."
Mereka yang dimakamkan kebanyakan adalah orang-orang nusantara yang telah bercampur baur dengan budaya Belanda.
Namanya ada campuran seperti di antaranya ada Manado Belanda, Maluku Belanda. Seperti di antaranya ada nama Rolly Filma Supit dan Jeanette Martha Brodie Papilaja.
Satu di antara orang yang ikut kerja bakti bersih-bersih makam tua Belanda, Hery Susanto, menyatakan, kegiatan kerja bakti lebih kepada panggilan untuk turut serta, peduli terhadap sejarah di Kota Balikpapan.
Keberadaan kuburan tua Belanda ini ibaratnya sebagai saksi bisu mengiri Republik Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.
Kecampuk Perang Dunia membuat Kota Balikpapan kena imbas, dijadikan ladang peperangan antara pihak sekutu yang termasuk ada Belanda berperang melawan Jepang.
Setidaknya melalui kuburan tua menandakan, saat itu Kota Balikpapan memang dikolonilaisasi oleh negeri Belanda.