Andi Arief Terjerat Narkoba

Mahfud MD: Andi Arief Tiap Hari Nyerang Saya Sejak Bilang 7 Kontainer Surat Suara itu Hoaks

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD buka suara terkait penangkapan politikus Partai Demokrat Andi Arief.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
Kolase Tribunnews & Twitter
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD buka suara terkait penangkapan politikus Partai Demokrat Andi Arief terkait kasus narkoba. Mahfud MD bahkan mengaku hampir tiap hari Andi Arief menyerangnya sejak dirinya menyebut 7 kontainer surat suara adalah kabar hoaks. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD buka suara terkait penangkapan politikus Partai Demokrat Andi Arief.

Seperti diketahui, Mahfud MD dan Andi Arief selama ini kerap terlibat perseteruan di Twitter.

Andi Arief seringkali menyerang cuitan-cuitan Mahfud MD dan menjadi viral di media sosial.

Kini, Andi Arief harus menjadi pesakitan.

Aparat kepolisian bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap Andi Arief terkait dugaan kasus narkoba di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2018).

Foto-foto Andi Arief meringkuk di sel sudah beredar luas di media sosial.

Bahkan di jagad Twitter kasus Andi Arief ramai jadi perbincangan publik sampai-sampai menjadi trending topic.

Salah seorang pengguna Twitter lantas me-mention akun Mahfud MD dalam unggahannya.

"@mohmahfudmd Sbl tertangkap AA sempat menyerang sampeyan. Ternyata oh ternyata. Gusti Allah Mboten Sare," tulis akun @miqdadhusein.

Unggahan tersebut rupanya langsung dijawab Mahfud MD.

"Sejak sy bilang, berita 7 kontainer surat suara itu hoax AA tiap hr nyerang sy dgn hal2 yg melawan akal sehat. Maka sy tak nanggapi lg AA tp sy menjawab dgn pesan kpd anak2 milenial agar tak main2 narkoba krn narkoba itu merusak akal. Tuips, tolong recall & repost cuitan sy itu," balas @mohmahfudmd.

Polemik 7 Kontainer Surat Suara

Mahfud MD pernah menyinggung soal orang yang menyebarkan berita hoaks melalui akun media sosial.

"Taruhlah orang mengatakan harap dicek itu, itu provokasi sebenarnya."

"Kalau dia memang tahu itu kan tidak harus dicuitkan, datang saja ke kantor polisi atau datang ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), 'ini lho ada ini tolong di cek'," kata Mahfud MD seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (4/1/2019).

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved