Pilpres 2019
TERBARU Rupiah Melorot di Rp 14.500, Ekonom Indef Singgung Gejolak Politik Panas Pasca Pilpres 2019
Hari ini pembukaan pasar rupiah sudah dibuka melemah di level Rp 14.488 per dollar AS, pascapengumuman hasil Pileg dan Pilpres 2019.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Rupiah mencapai titik terendahnya sepanjang tahun ini, yakni di level Rp 14.500 per dollar AS. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan situasi politik yang memanas sejak tadi malam buat mata uang Garuda loyo.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (22/5) pukul 10.48 WIB rupiah terkoreksi 0,22% di level Rp 14.512 per dollar Amerika Serikat.
Sejak pembukaan pasar rupiah sudah dibuka melemah di level Rp 14.488 per dollar AS.
Sementara kemarin mata uang Garuda ditutup melemah seharga Rp 14480 per dollar AS.
Bahkan secara year to date (ytd) rupiah melemah 0,85% sejak awal.

Asal tahu saja, KPU kemarin melaporkan pasangan Capres dan Cawapres.
Disebutkan Jokowi-Maruf unggul atas Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 dengan perolehan suara 55,50 persen dari total suara sah sebanyak 154.257.601 suara.
Namun kabarnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menolak hasil rekapitulasi suara tersebut.
Kubu tersebut menilai Pilpres 2019 penuh dengan kecurangan sehingga legalitasnya dipertanyakan.
Makanya sejak kemarin malam sampai hari ini simpatisan Prabowo-Sandi melakukan unjuk rasa.
Bhima mengatakan resiko politik yang meningkat membuat persepsi investor menurun terhadap iklim investasi di Indonesia.
“Indikator jangka pendeknya terlihat dari kurs rupiah yang mengalami pelemahan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi pada sesi pembukaan hari ini, “ kata Bhima kepada Kontan, Rabu (22/5).
Rabu (22/5) pukul 10.53 WIB, IHSG terkoreksi 0,17% di level 5.941, indeks saham sudah melemah sejak pembukaan di level 5,948.
Bhima menyebutkan, investor khususnya asing masih lakukan posisi hold atau menahan realisasi investasi langsung.

Ia menambahkan gejolak politik yang memanas pasca pilpres juga berpengaruh terhadap outlook ekonomi sepanjang 2019.