Tak Masuk saat PPDB Zonasi Pertama, Disdikbud Siapkan Kuota Khusus Pendaftar Gagal ke Sekolah Tujuan
Warga di pesisir Loktuan misalnya, para murid yang tinggal tak jauh dari SDN 009 dan SDN 004 Bontang Utara tak bisa terserap lantaran kuota penuh
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbu) Kota Bontang sudah menyiapkan kuota khusus bagi calon murid gagal lolos masuk sekolah tujuan lantaran kesalahan sistem.
Sebanyak 197 kuota khusus disediakan Disdikbud sebagai solusi bagi pendaftar yang gagal masuk sekolah karena kesalahan administrasi.
Kuota tersebut sedianya diperuntukkan bagi pendaftar dari luar daerah. Hanya saja, dari kuota 225 orang yang disediakan hanya terisi 28 pendaftar saja.
“Jadi kuota ini yang kita siapkan bagi mereka yang tidak ter-cover lantaran kesalahan administrasi,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdibud Bontang Saparuddin kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).
Dijelaskan, sejumlah permasalahan akibat sistem zonasi ditemui di lapangan. Salah satunya, para pendaftar dari wilayah pesisir di Loktuan.
Warga di pesisir Loktuan misalnya, para murid yang tinggal tak jauh dari SDN 009 dan SDN 004 Bontang Utara tak bisa terserap lantaran kuota penuh. Mereka diarahkan ke SDN 005 yang jarak dari rumah mereka cukup jauh.
Akibatnya, banyak orang tua protes. Mereka khawatir jarak jauh membuat anak-anak pesisir malas bersekolah.
“Tiap tahun pola zonasi selalu kita evaluasi, tahun ini memang banyak masalah ditemui untuk tingkat SD,” ujar Saparuddin.
Pun demikian, pihaknya telah mengevaluasi kebijakan sekolah. Untuk memudahkan para warga pesisir, sekolah diminta agar memprioritaskan anak-anak pesisir diterima pada zonasi tahap kedua ini.
Aturan ini juga diberlakukan bagi tingkat SMP di Bontang.
Baca Juga;
Polres Kukar Bongkar Bisnis Narkoba Beromset Rp 225 Juta/Hari
Ramah dan Sangat Akrab, Ternyata Begini Sosok Purwanto yang Tiduri 50 Pria di Mata Tetangga
Disdikbud meminta sekolah agar memprioritaskan pelajar yang tinggal tak jauh dari sekolahnya yang gagal lolos pada tahap penerimaan zona pertama.
“Jadi kita maksimalkan kuota yang tersedia untuk anak-anak yang tidak sempat masuk sekolah karena kesalahan administrasi,” pungkasnya.