Pemkab PPU Imbau Masyarakat Tinggalkan Metode Pembakaran Dalam Mengelola Lahan, Cegah Karhutla

Bercermin dari tahun 2018 lalu, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di PPU cukup tinggi, menghanguskan lebih dari 82 hektare hutan dan lahan.

Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
Foto Pusdalops BPBD PPU
Tim gabungan BPBD PPU lakukan pemadaman Karhutla di Desa Girimukti pada 17 Juli 2019 lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Memasuki musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) imbau masyarakat, utamanya para pemilik lahan atau yang beraktivitas dekat areal hutan untuk berhati-hati dalam melakukan pembakaran.

Bercermin dari tahun 2018 lalu, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di PPU cukup tinggi, menghanguskan lebih dari 82 hektare hutan dan lahan.

Sekkab PPU Tohar mengatakan bulan Juli, Agustus dan September adalah bulan yang memasuki musim kemarau sesuai prediksi BPBD PPU, meskipun hujan tipis masih biasa terjadi.

Masyarakat diminta melakukan antisipasi dan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

"Bukan hanya petani, siapa saja seluruh komponen masyarakat, dimana dalam mengelola hutan atau kebun menggunakan pendekatan dengan cara dibakar, sekarang tinggalkan itu," kata Sekkab PPU Tohar tegas, Selasa (23/7/2019).

Karhutla yang terjadi, tidak hanya sengaja dibakar, namun adapula pemilik lahan yang pada saat mengelola lahan hutan atau kebun mereka, lalai saat melakukan pembakaran.

"Kadang, dari pembakaran biasa, diperkirakan tidak akan melebar, karena di luar kendalinya, seperti ditinggal pulang terjadilah karhutla yang menghanguskan berhektar lahan. Kasus seperti itu yang kerap terjadi juga," tambah Sekkab PPU Tohar.

Sekkab PPU Tohar mengatakan, sektoral yang menjadi perhatian Pemkab PPU juga adalah lahan yang bergambut, karena dua tahun berturut-turut selalu terjadi karhutla.

Lahan gambut di PPU memang tidak terlalu luas, namun bersebelahan dengan sumber ekonomi masyarakat seperti kebun dan lainnya.

Data Pusdalops BPDB PPU, memasuki awal Juli 2019, sudah ada tiga kasus karhutla, yakni di Desa Babulu Laut, Kelurahan Sungai Parit dan terakhir di Desa Girimukti.

Baca Juga;

Hari Ini Tidak Terjadi Hujan Hingga Besok Pagi, Prakiraan Cuaca Kota Samarinda Selasa (23/7/2019)

Dit Polairud Polda Kaltim Gagalkan Penyelundupan 7 Ton Miras Cap Tikus di Pelabuhan Feri Samarinda

Sedangkan daerah yang menjadi titik perhatian karhutla di PPU, pada Kecamatan Penajam yakni Desa Girimukti, Giripurwa, Kelurahan Lawe-Lawe, Nenang, Kecamatan Waru dan Babulu.

"Empat kecamatan masing-masing pernah terjadi kasus karhutla. Sedangkan di Sepaku itu meluas, artinya tidak terkonsentrasi dititik tertentu, namun ada spot-spot tertentu yang biasa terjadi karhutla," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved