Kisah Korban Kebakaran Bontang Lolos dari Maut, Dengar Bunyi Ledakan, Lari Hanya Pakai Celana Dalam
Ia tertegun. Namun suara ledakan yang diduga dari tabung gas menyadarkan dirinya. Kontan ia langsung membangunkan istri dan anaknya yang terlelap tidu
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Masih teringat jelas di kepala Margo (57) bunyi ledakan keras yang membangunkan tidurnya, Minggu (21/6/2020) dini hari.
Saat itu ia tersentak bangun dari tidur lelapnya. Badannya penuh peluh. Dilapnya tubuh yang penuh keringat itu dengan kedua tangannya.
Merasa berada di situasi yang aneh, ia memutuskan untuk keluar rumah. Masih bertelanjang dada ia menuju pintu rumah. Bapak beranak 1 yang saat pintu terbuka hanya mengenakan celana dalam, sama sekali tak menyangka tepat di depan wajahnya api menari-nari melahap rumah tetangganya.
"Pagi kerja bikin pondasi, ngecor. Seharian. Capai sekali. Pulang ke rumah sekitar jam 10 malam. Gak lama langsung tidur. Tidur lelap sekali. Tiba-tiba terbangun. Dengar ledakan gak tahu dari mana," kenangnya.
Ia tertegun. Namun suara ledakan yang diduga dari tabung gas menyadarkan dirinya. Kontan ia langsung membangunkan istri dan anaknya yang terlelap tidur. Tanpa pikir panjang, mereka berlari menghindari kobaran api.
Baca juga; Pemkot Tarakan Ingatkan, Hasil Swab Petugas Kesehatan Belum Keluar, Protokol Kesehatan Ketat
Baca juga; Pakai Oreo Supreme, Kue Chef Arnold untuk Ultah Jokowi Harganya Fantastis 'Untuk Pamer dan Sombong'
"Api itu sudah full, bakar bangunan yang lain," ucapnya.
Tak terpikir harta benda lagi. Yang di kepalanya hanya bagaimana ia lolos dari maut. Mereka memutuskan lari lewat pintu belakang. Sebab akses keluar sudah tertutup oleh kobaran api.
Belakangan diketahui, tempa tinggalnya hanya memiliki 1 akses keluar yang berada di samping ruko tingkat 2 yang juga terbakar habis. Beruntung ada jalur alternatif, sehingga mereka bisa lolos dari kepungan api.
"Keluar pakai sempak saja. Sarung ketinggalan. Orang panik sudah, mau gimana lagi? Yang penting kita selamat," ungkapnya.
"Satu rupiah pun gak ada uang kita bawa. Baju ini saja dikasih orang-orang," sambungnya.
Tak hanya rumahnya yang habis dilalap api. Dua motor miliknya pun gosong terbakar, tak bisa terselamatkan. Belum lagi harta benda lainnya.
"Jangankan motor, telepon yang kecil saja gak ada pikiran lagi. Apalagi uang, pokoknya habis semua," tuturnya.
Sementara ini, Margo dengan keluarganya tinggal di rumah tetangga tak jauh dari rumahnya. Ia berharap perhatian pemerintah. "Kita minta bantuan pemerintah seikhlasnya saja," tuturnya.