Lampaui Target, Capain Program Akseptor Keluarga Berencana di Balikpapan Hingga 134 Persen
Dalam rangka hari Keluarga Nasional, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dalam rangka hari Keluarga Nasional, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur bagi-bagi alat kontrasepsi.
Masuk dalam program gerakan sejuta akseptor yang diinisiasi oleh BKKBN ini, diperuntukkan bagi masyarakat pasangan usia subur diseluruh wilayah Indonesia.
Pun hal ini bertujuan untuk menunjukan peran KB yang masih etap eksis meski dimasa pandemi Covid-19. Dimana peranan itu tidak hanya bisa diberikam pada pelayanan terpadu melainkan juga bisa datang melalui peran penyuluh KB.
"Berdasar pemetaan, memang kami mengarah untuk membagikan pil dan kondom, memang tak setiap pasangan usia subur dapat, karena ada kriterianya," ujar Sri Wahyuningsih, Kepala DP3AKB, Senin (29/6/2020).
Baca Juga: Tingkat Kepatuhan Sertakan Dokumen PCR di Balikpapan Masih 41 Persen, Waspadai Penumpang Pelabuhan
Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi Covid-19, Strategi Grand Tjokro Balikpapan Jual Kamar Sampai Mitigasi Finance
Dari data yang dihimpun, kini capaian Kota Balikpapan telah melampaui target dari program akseptor. Dimana 3.675 akseptor telah dicapai dari target awal yakni 2.727. Artinya ini sudah terlampaui hingga 134 persen akseptor tercapai.
Sementara untuk sasaran pelayanan, pil KB yang dibagikan, ada 105 untuk KB Baru, 423 untuk KB Ulangan, dan 134 untuk Ganti Cara.
Sedangkan terkait kondom yang dibagikan ada 105 untuk KB baru, 1.269 untuk KB ulangan, dan 132 untuk Ganti Cara.
"Peserta KB paling banyak pil sama kondom, sehingga kami lebih banyak kesana. Target tahun ini untuk kepesertaan KB 68 persen dari pasangan usia subur yang ada, yakni 102 ribu berdasar data bulan Mei," lanjutnya.
Sementara itu, Walikota Balikpapan Rizal Effendi berujar bahwasannya ledakan penduduk di tengah pandemi patut diwaspadai.
Baca Juga: Kementerian Agama Terbitkan Panduan Layanan Menikah di Situasi New Normal Covid-19
Baca Juga: Cara Atasi Trauma Hilangkan Rasa Sedih ala Psikolog, Berangkat dari Curhatan Wanita Gagal Menikah
Pasalnya akan lebih banyak waktu untuk keluarga berkumpul dan dirumah. Namun jika semangat program KB rendah, maka bisa saja ledakan penduduk terjadi.
Di tengah pandemi Corona tantangan program KB lebih berat. Ini mungkin saja akan lebih besar pertambahan penduduknya.
"Tapi juga mungkin ini berimbang karena orang yang nikah mungkin ada penurunan," pungkasnya.
( TribunKaltim.co )