Pembunuhan Orangutan

Orangutan Dibunuh Kemudian Difoto

Pelaku pembantaian orangutan mengaku setelah membunuh akan memotretnya dan mengirim ke pemilik kebun sawit untuk mendapatkan imbalan.

Editor: Adhinata Kusuma
zoom-inlihat foto Orangutan Dibunuh Kemudian Difoto
KOMPAS
Peneliti dari Universitas Mulawarman, Yaya Rayadin (kanan) memaparkan hasil identifikasi temuan tulang di Pusat Penelitian Hutan Tropis Unmul, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (29/10/2011).
JAKARTA, tribunkaltim.co.id - Dua orang yang diduga pelaku pelaku pembunuh orangutan di Kalimantan Timur, M alias G dan M, mengaku melakukan perbuatan keji tersebut demi mendapatkan imbalan dari perusahaan pemilik kebun sawit. Mereka mengaku telah membunuh 20 ekor orangutan dan monyet sejak 2008.

Mereka membunuh satwa langka tersebut dengan cara menembak dengan senapan angin dan memasang jerat. Jika dua cara tersebut tak dapat menewaskan, maka para pelaku ini akan melepaskan sejumlah anjing yang berfungsi untuk mengejar dan menggigit dua satwa langka tersebut hingga mati.

"Setelah menembak atau melepas anjing nanti akan mereka foto binatang korbannya. Foto itu nanti akan jadi bukti mereka untuk dapatkan uang," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, di Gedung Humas Polri, Senin (21/11/2011).

Ternyata, setelah memberikan foto bukti itu kepada pihak perusahaan, kerja dari dua pelaku ini akan dihargai dengan sejumlah uang. Untuk membunuh seekor monyet, pelaku mendapat uang sebesar Rp 200.000. Sedangkan, untuk harga orangutan yang dibunuh didapat uang sebesar Rp 1 juta.

"Kalau benar mati dan ada fotonya mereka kasih kasir perusahaan yang akan bayar. Nanti bangkai binatang di kubur di area perkebunan itu," lanjut Saud.

Kini, 20 foto dari monyet dan orangutan yang mati ini turut menjadi barang bukti atas perbuatan keduanya. Saud menyatakan, pihak kepolisian akan mencari tahu apakah benar baru 20 ekor yang dibunuh oleh para pelaku. Apalagi ini telah terjadi sejak 3 tahun lalu.

"Kita akan dalami, bisa saja lebih dari 20 ekor," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved