Jembatan Ambruk
Evakuasi Korban Jembatan Mahakam dengan Teknologi Suara
Evakuasi korban runtuhnya Jembatan Mahakam II, termasuk korban tewas maupun kendaraan dan rangka jembatan akan dilakukan dengan teknologi suara.
"Hari ini juga akan dicoba dilakukan echosounding untuk memastikan posisi kerangka baja di dalam air apakah bergeser atau bagaimana. Apabila kerangka jembatan sudah bergeser ke arah hilir akibat arus bawah, maka itu posisi yang aman untuk memulai operasi menggeser kerangka jembatan dengan 5 buah crane di atas ponton, dimana ujung jembatan akan ditarik. Apabila upaya menggeser rangka jembatan (yang didalamnya terjebak mobil-mobil) maka rangka jembatan digeser ke arah pinggir yang lebih dangkal di mana di situ baru memungkinkan mengeluarkan korban walaupun dalam kondisi zero visibility (pandangan nol). Mobilisasi 5 unit crane tersebut dilakukan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (28/11/2011).
Menurut Sutopo, pencarian dan penyelamatan korban runtuhnya jembatan terus dilakukan. Rapat koordinasi penanganan darurat pun dilakukan secara intensif. Semalam (27/11) rapat dihadiri Bupati Kukar, BNPB, tim Kementerian PU, Basarnas, Bareskrim, Polda dan unsur Pemkab. Kemarin siang operasi SAR di atas permukaan air dilaksanakan dan operasi SAR dalam air belum bisa dilakukan karena khawatir pylon jembatan labil yang dikhawatirkan roboh ke arah sungai.
"Kementerian PU memberikan solusi bahwa pagi ini tiang Pylon akan diikat untuk mencegah ambruk agar operasi SAR bisa dilaksanakan. Tim Kementerian PU dan BPPT diharapkan segera mengoperasikan scanning bawah permukaan sungai. Teknologi multibeam echosounder dan side scan sonar memungkinkan menghasilkan gambar 3 dimensi secara detil profil dan batimetri dasar sungai Mahakam dari permukaan hingga kedalaman sungai yang berkisar 35-40 m," ujar Sutopo.