Jembatan Ambruk

Ke Samarinda, Warga Tenggarong Harus Memutar Sejauh 54 Km

Ambruknya Jembatan Tenggarong membuat warga Kecamatan Tenggarong harus memutar 54 Km untuk menuju Samarinda.

Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Fransina Luhukay
TENGGARONG, tribunkaltim.co.id - Ambruknya Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) membuat warga Kecamatan Tenggarong kini harus memutar sejauh 54 Km untuk menuju Samarinda.

Padahal, saat masih ada jembatan tersebut, jarak  dari pusat Kota Tenggarong menuju pusat Kota Samarinda hanya sekitar 23 Km.

Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kukar, Otoy Usman. Menurut Otoy, mengembalikan kelancaran akses warga Tenggarong dan sekitarnya menuju Samarinda menjadi prioritas Dishub. "Dua kali lipat jarak tempuhnya," kata Otoy.

Perubahan jarak tempuh secara otomatis bakal berpengaruh pada lamanya waktu tempuh. Kondisi tersebut diperparah dengan kualitas jalan dari Tenggarong ke Samarinda yang jauh lebih kecil, dibandingkan melalui Kecamatan Tenggarong Seberang.

"Lebar jalan pun hanya separuh dari jalan di Tenggarong Seberang. Belum lagi ada dua titik aktivitas pasar tumpah. Itu belum ditambah adanya warga yang menggunakan badan jalan untuk nikahan, pasti lebih lama lagi. Kita juga tidak mungkin melarang aktivitas pasar tumpah, karena menggangu mata pencaharian masyarakat." kata Otoy.

Syahibullah, karyawan swasta di Tenggarong pun mengakui lamanya waktu tempuh pasca ambruknya jembatan. "Kalau dulu Tenggarong-Samarinda hanya  30 menit, sekarang bisa 1 sampai 1 jam setengah. Itu belum lagi hitungan terjebak macet di Jembatan Mahakam," tuturnya.

Syahibullah  dan warga Tenggarong lainnya berharap pemerintah segera bisa mencarikan solusi atas lamanya waktu tempuh tersebut. "Ya bukan saya saja. Semuanya ingin kembali lagi seperti sedia kala," tandas Syahibullah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved