Meski Diludahi, Aslinda Tetap Setia Melayani Orang Gila
Bekerja sebagai staf rehabilitasi sosial di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan disadari Aslinda pasti penuh dengan risiko.
TRIBUNKALTIM.CO - Bekerja sebagai staf rehabilitasi sosial di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan disadari Aslinda pasti penuh dengan risiko. Sejak memutuskan masuk sebagai tenaga honor pada 2012, gadis kelahiran Nunukan, 20 Agustus 1988 ini sudah tahu pekerjaan yang akan dihadapi.
"Sudah terpikir pasti nanti kerjanya berhubungan dengan orang bermasalah seperti gangguan jiwa, orang dengan kecacatan mental, korban tindak kekerasan," kata Sarjana Psikologi lulusan Universitas Indonesia Timur, Makassar, Rabu (21/1).
Seperti yang sudah dibayangkannya, hari pertama bekerja diapun langsung dihadapkan dengan orang gila. Bagaimana responnya saat itu? "Kalau saya sebenarnya biasa saja. Karena yang seperti ini juga kita pelajari waktu kuliah. Sering kita berhadapan dengan orang yang sedang gangguan jiwa," ujar wanita lajang ini.
Karakter orang gila yang ditanganinya juga bermacam-macam. Ada yang lucu, agresif adapula yang pendiam. Aslida tetap setia melayani orang yang mengalami gangguan jiwa itu.
Mendapat caci maki dari orang gila yang sedang ditangani, sudah menjadi makanan sehari-hari yang tak mengendorkan semangatnya untuk tetap memberikan pelayanan kepada mereka.
"Kalau dimarah-marah sering. Biasanya mereka marah kalau disuruh mandi, tidak mau mandi dia marah-marah. Disuruh makan, dia tidak mau makan malah marah-marah," ungkapnya.
Jika orang gila itu sampai bertindak agresif hingga membawa senjata tajam, diapun harus lebih berhati-hati dan memilih berkomunikasi dari jarak yang lebih jauh.
Selain dimarah, Aslinda juga kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari orang gila yang sedang ditampung di rumah rehabilitasi sosial. Dia mengaku seringkali diludahi.
Namanya orang gila yang tidak tahu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, tentu orang-orang seperti Aslinda juga dituntut untuk terlibat langsung membuat mereka menjadi bersih. Bahkan Aslinda juga harus rela membersihkan kotoran orang gila itu.
Mau laki-laki atau perempuan, kita harus mandikan. Nanti buang kotoran kita bersihkan. Namanya sudah terbiasa, jadi kita tidak jijik lagi," ujarnya. (*)