Imlek
Pengusaha Muda Balikpapan: Cari Angpao Paling Mengesankan
Ken, pengusaha muda Balikpapan ini mengenang masa-masa Imlek saat ia masih sekolah dan kuliah. Baginya mengejar angpao adalah kesenangan tersendiri.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Ade Miranti
TRIBUNKALTIM.CO - TAHUN Baru Imlek sebentar lagi akan dirayakan oleh yang merayakannya. Pergantian tahun Cina yang jatuh pada 19 Februari itu pun sudah dinantikan masyarakat yang merayakannya. Hari raya ini dijadikan sebagai ajang kumpul keluarga, terutama keluarga yang berada dari luar Kalimantan. Itulah yang disampaikan oleh Ken Arif Danuharja Ng disapa Ken, anak pertama Jhony Ng, anggota Komisi III DPRD Balikpapan.
"Kalau sekarang ini pada saat Imlek biasa keluarga berkumpul. Itu jadi saat-saat yang menyenangkan, karena nggak semua keluarga bisa kumpul tiap hari," katanya.
Mengenal sejarah waktu perayaan Imlek sumber dilansir dari Wikipedia, sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada dugaan awal tahun bermula pada bulan satu pada jaman Dinasti Xia. Bulan 12 pada Dinasti Shang dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di Cina. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari. Selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang dan Zhou menurut Sima Qian. (BACA: Kue Keranjang Simbol Harapan Tahun Depan)
Kaisar pertama Cina, Qin Shi Huang menukar dan menetapkan tahun Tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 Sebelum Masehi (SM). Pada 104 SM, Kaisar Wu memerintah pada jaman Dinasti Han menetapkan bulan satu sebagai awal tahun sampai sekarang. Tahun pertama Tahun Baru Imlek atau Yinli dihitung berdasarkan tahun pertama kelahiran Kongfuzi (Confucius). Kaisar Han Wudi melakukannya sebagai penghormatan kepada Kongfuzi yang telah mencanangkan agar menggunakan sistem penanggalan Dinasti Xia. Dengan alasan tahun baru dimulai pada tanggal 1 bulan ke satu. Dari sistem penanggalan ini dikenal pula dengan Kongzili.
Saat perayaan Imlek, ketika kita berkunjung ke rumah kawan atau sanak saudara yang merayakan pasti ditemukan kegiatan pemberian angpao. Lalu, makanan cemilan khas serta buah bakal disajikan seperti asaman Cina kemudian jeruk Cina yang berukuran kecil. Untuk sejarahnya, adanya kegiatan perayaan tiap tahun tersebut bagi Ken hanya dipahami sekilas saja. (BACA: Di Sini Mencari Parsel Imlek hingga Kue Nampan)
"Mungkin agak dangkal ya.. Soalnya udah nggak terlalu belajar adat. Kalau jeruk sama asaman itu kan khas atau asli Tiongkok dan itu pasti ada kalau Imlek. Kalau angpao, artinya "Ang" itu merah, "Pao itu amplop. Jadi, amplop merah yang diberikan orang yang menikah ke yang belum menikah. Alasannya, supaya bisa nambah rejeki, dapat jodoh, dan mencegah bala," paparnya.
Ken menceritakan hal berkesan saat perayaan Imlek adalah ketika ia masih berstatus sebagai mahasiswa Multimedia University di Melaka, Malaysia jurusan Informasi Teknologi (IT). Ketika itu, ia bersama teman-temannya saat Imlek berburu angpao. "Paling berkesan itu saat kuliah. Pulang kumpul sama teman-teman, hunting angpao ke rumah-rumah," ujarnya.
Ditanya soal harapan, setiap perayaan Imlek, sewaktu duduk di bangku SMA hingga kuliah berbeda dengan harapan Ken saat ini yang sudah bekerja sebagai wiraswasta. "Kalau waktu SMA atau kuliah dulu, masih anak-anak belum ada penghasilan, tentunya berharap angpao ya.. Bisa untuk tambahan tabungan. Beda lagi kalau sudah kerja, berharap supaya pekerjaan di tahun yang baru lebih baik lagi," harap Ken.(*)