Astronomi

Mungkinkah Ada Alam Semesta Lain?

Adakah alam semesta lain selain alam semesta yang belum seutuhnya kita kenali saat ini?

Perimeter Institute
Gelembung-gelembung semesta dalam multisemesta. Teori ini menegaskan bahwa alam semesta tempat kita berada tidak sendirian 

TRIBUNKALTIM.CO - Mungkinkah alam semesta itu tidak sendiri? Adakah alam semesta yang lain? Pertanyaan ini acapkali muncul di benak kita saat mendongak ke langit dan menatap begitu banyak bintang berpendar di angkasa.

Dahulu kita berpikir kalau Bumi itu sendirian. Tapi perkembangan pengetahuan dan teknologi membawa manusia untuk melihat keberadaan planet-planet lain yang menjadi keluarga Tata Surya, dan membuka cakrawala kita akan luasnya alam semesta. Bumi tak lagi sendiri.

Planet-planet di Tata Surya pun tak lagi sendiri. Di luar sana ada bintang-bintang lain yang juga ditemukan memiliki planet seperti halnya Matahari. (Baca juga: Di Manakah Pusat Alam Semesta? Ini Lho Jawabannya)

Dan manusia pun dibawa untuk memahami awal mula alam semesta dari kisah cahaya yang datang dari masa lalu. Kalau dahulu kita bertanya, apakah ada planet lain di bintang lain, maka tak ada salahnya sebuah pertanyaan lain muncul. Adakah alam semesta lain selain alam semesta yang belum seutuhnya kita kenali saat ini?

Hipotesa tentang multiverse atau multisemesta seperti dikutip dari laman Langitselatan, menyebutkan bahwa kita hidup dalam alam semesta paralel yang di dalamnya terdapat lebih dari satu alam semesta. Sederhananya, multisemesta merupakan kumpulan alam semesta yang jumlahnya bisa tak berhingga.

Hipotesa multisemesta diyakini kebenarannya oleh sejumlah ahli fisika teori karena memang ia masih berupa teori yang belum bisa dibuktikan. Bahkan teori multisemesta masih mengundang perdebatan. Bagi para pendukungnya, teori ini merupakan langkah lanjutan bagi cerita inflasi alam semesta sementara bagi para penentang.(Baca lainnya: Bagaimana Lubang Hitam Raksasa yang Kasat Mata ini Terdeteksi?)

Teori multisemesta bukanlah fisika dan tidak ilmiah melainkan ranah metafisika yang tidak dapat diuji. Perlu diingat, sains selalu dilandaskan pada data yang dikumpulkan dan prediksi yang dapat diuji. Sekarang bagaimana menguji keberadaan multisemesta?

Untuk itulah Matthew Johnson dan rekan-rekannya dari Perimeter Associate Faculty melakukan penelitian untuk membawa hipotesa multisemesta ke dalam ranah pengujian.

Seperti apakah multisemesta itu?
Menurut Johnson,  model inflasi alam semesta membuka ruang bagi keberadaan multisemesta. Inflasi merupakan periode pemuaian alam semesta dalam waktu sekejap yang bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata. Dalam periode inflasi, alam semesta mengembang atau memuai dari ukuran yang lebih kecil dari atom menjadi seukuran galaksi dalam sekejap.

Jika inflasi terjadi maka ada teori yang juga mengatakan bahwa inflasi itu tidak akan pernah berhenti, yang dikenal sebagai inflasi abadi.  Dalam inflasi abadi, ada medium yang diisi oleh inflaton yang merupakan energi yang menyebabkan alam semesta mengalami percepatan dalam pemuaian.

Dalam model multisemesta, pada mulanya adalah medium hampa yang kemudian dididihkan oleh energi yang ada di dalamnya. Energi tersebut berupa  energi gelap, energi vakum, medan inflasi, atau juga oleh medan Higgs. Sama seperti air yang dididihkan dalam panci, energi tinggi tersebut kemudian menguap dan membentuk gelembung.

Setiap gelembung merupakan ruang hampa lainnya dengan energi yang lebih rendah. Energi yang ada menyebabkan gelembung memuai dan bertumbuh.

Saat gelembung mengalami pemuaian, maka kumpulan gelembung-gelembung semesta itu akan terpisah oleh pemuaian ruang. Akibatnya, dalam model multisemesta, gelembung-gelembung semesta bisa jadi sangat langka karena terpisah jauh satu sama lainnya, atau malah padat seperti busa.

Gelembung-gelembung tersebut merupakan alam semesta dalam multisemesta dimana salah satunya adalah gelembung semesta dimana kita berada.(Langitselatan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved