Parenting
Kapan Waktu yang Tepat Anak Boleh Dibelikan HP
DI era digital saat ini, dengan beragam fitur di dalamnya telepon seluler (ponsel) tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi
TRIBUNKALTIM.CO - Era digital saat ini, dengan beragam fitur di dalamnya telepon seluler (ponsel) tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi.
Beberapa tahun lalu telepon genggam masih sebagai simbol status seseorang. Masih sebagai barang sekunder yang tidak semua orang bisa memilikinya.
Namun, kini semua orang hampir memilikinya. Bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu ponsel.

Penggunanya pun bukan lagi pekerja, kini sudah menjadi barang yang juga dimiliki anak usia sekolah bahkan balita.
Psikolog Cik Kusumawardhani mengatakan tidak ada larangan untuk tidak memberikan ponsel kepada anak-anak. Dengan alasan agar si anak tidak mengalami gagap teknologi. (BACA: Tips Hadapi Anak Mengamuk)
"Tuntutan terhadap siapnya para pelajar akan informasi dan teknologi biar mereka nggak gagap teknologi membuat anak usia sekolah saat ini akrab dengan berbagai macam teknologi. Tugas tidak lagi hanya dikerjakan dengan menulis. Tetapi, mulai diketik dan sumber tugas terkadang sering dicari lewat internet. Seperti google contohnya," kata Cik.
Hanya saja, imbuh Cik, yang paling penting adalah pengawasan orangtua.
"Kekhawatiran saat anak menggunakan ponsel adalah jika mereka membuka aplikasi atau website negatif. Oleh karena itu pentingnya pengawasan orangtua dalam penggunaan ponsel pada anak," imbuh Cik.
Lalu ponsel seperti apa yang boleh dimiliki anak? "Kembali pada fungsi awal, sebagai alat komunikasi.(Baca juga: Bolehkah Istri Punya Tabungan Rahasia? )
Sebaiknya ponsel yang boleh dimiliki anak yang tidak memiliki fitur lain selain sebagai telepon.
Jika mereka ingin menggunakan internet, sebaiknya bukan ponsel jenis android yang dipegang, agar orangtua dapat mengawasi apa yang diperbuat si anak dengan aplikasi internet," ujarnya.
Menurut Cik, pembatasan usia anak yang boleh memiliki ponsel pun tak bisa saklek. Pasalnya, banyak orang tua mengajarkan si anak sesuatu informasi melalui gadget.
"Rentang usia tidak dapat digunakan batasan penggunaan Hp. Saat ini, banyak orangtua menggunakan aplikasi pada ponsel untuk mengajari balitanya. Sering lihat kan bayi tengkurep di tempat tidur sambil pegang gadget besar ortunya? Yang seperti ini orangtuanya nggak paham bahaya radiasi pada otak anak," lanjutnya.
Sering kali kita melihat anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar sudah memiliki ponsel. Baik itu jenis ponsel biasa maupun ponsel berbasis android.
Fungsinya, kata dia, anak seusia SD diberi fasilitas tersebut agar bisa diketahui keberadaan mereka.
Bahkan tak bisa ditampik, sebagai alat penenang si anak ketika berada di suatu keramaian, seperti di mal misalnya. (BACA: Wahai Ayah yang Super Sibuk, Mari Renungi Kisah Nyata ini)
"Saya rasa yang melatarbelakangi pemberian ponsel pada anak adalah rasa nyaman anak ataupun orangtua agar dapat dengan mudah menghubungi atau mengetahui keberadaan masing-masing. Seperti pada saat pulang cepat di sekolah anak bisa menelepon dan minta segera dijemput. Atau bisa juga membuat tenang anak agar tidak rewel.
Bisa juga mengalihkan perhatian anak untuk membeli sesuatu," katanya.
Cik menyarankan apabila ada orangtua ingin membelikan anak-anak ponsel, harus dengan persyaratan.
Sebagai pembelajaran tanggung jawab anak ketika nantinya memiliki ponsel.
"Komunikasikan kepada anak dan sepakati bersama hal yang diperbolehkan atau tidak. Jika anak mulai memegang ponsel seperti hanya digunakan di luar kelas saja. Tapi, waktu jam belajar atau dalam kelas harus dimatikan. Bisa juga aplikasi game boleh digunakan waktu libur saja. Kalau nggak mematuhi, sanksinya ponselnya ditahan," sarannya. (*)