Inilah Kronologi Keributan di Lapas Tarakan Versi BNN

Kami datang baik-baik mengetok pintu Lapas. Dari bilik pintu kecil, kami bilang kepada petugas kami dari BNN bersama aparat akan melakukan razia.

Penulis: Junisah |
TRIBUN KALTIM

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tarakan, Agus Surya Dewi akhirnya mau buka suara.

Memberikan keterangan kepada TRIBUNKALTIM.CO mengenai keributan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Tarakan, Sabtu (18/4/2015) malam.

Wanita yang akrab disapa Dewi mengakui, malam itu sekitar pukul 22.30 Wita pihaknya bersama sekitar 20 orang aparat TNI/Polri.

Kehadiran mereka  akan melakukan razia narkoba di Lapas Tarakan, karena diduga narapidana (napi) di dalam Lapas menyimpan narkoba.

"Kami datang baik-baik mengetok pintu Lapas. Dari bilik pintu kecil, kami bilang kepada petugas kami dari BNN bersama aparat akan melakukan razia.

Petugas hanya bilang sebentar koordinasi dulu dengan pimpinannya, bilik pintu itu langsung ditutup. Tapi kami bilang pintu jangan ditutup, tapi petugas itu tetap menutup pintu," ungkapnya, Senin (20/4/2015) di Kantor Walikota Tarakan.

Dewi mengatakan, saat pintu ditutup pihaknya agak menunggu lama di luar, sehingga pihaknya kembali mengetok pintu.

(Baca juga: Napi Lempari Rumah Warga, Aparat Batal Gelar Razia di Lapas )

"Kami minta pintu dibuka, dan akhirnya mereka membuka pintu dan kami dipersilahkan masuk didalam ruangan tamu," katanya.

Diruang tamu inilah, BNN dan TNI/Polri berbicara dengan salah satu komandan jaga di Lapas untuk melakukan razia di dalam Lapas.

"Tapi yah komandan jaga ini katanya harus lapor kepada pimpinannya. Yah akhirnya kami sebagian mengikuti pergi ke rumah pimpinannya, sampai akhirnya kami diperbolehkan untuk memeriksa di Blok D napi," ujarnya.

Saat membuka diblok napi inilah, ternyata petugas yang membawa kunci di Blok D itu bingung.

Karena mau buka blok tersebut, kuncinya salah dan petugas kunci terlihat bingung.

Padahal kunci yang dibawa itu banyak sekali, tapi pintu blok itu tetap tidak terbuka.

"Kami heran mengapa pintu blok itu tidak bisa dibuka, entah apa maksudnya. Belum juga pintu sel dibuka, di samping sel blok D ada napi yang memukul-mukul jeruji besi pakai botol sambil teriak dan akhirnya menimbulkan keributan, sehingga napi yang lain ikut-ikutan memukul-mukul dan berteriak. Melihat ini kami akhirnya memilih mundur saja, daripada nanti terjadi apa-apa," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved