Kolom Rehat

Kartini dan 'All About That Bass'

Dalam konteks kekinian, saya melihat semangat Kartini pada diri Meghan Trainor. Ia juga seorang pendobrak. Meghan berani melabrak 'standar baku',

TRIBUN KALTIM
Arif Er Rachman 

Oleh: ARIF ER RACHMAN

MUMPUNG masih bulan April, saya sebenarnya ingin membicarakan soal Kartini. Tapi di benak saya yang muncul justru Meghan Trainor. Kalau Anda gaul dan update atau tidak terlalu tua untuk nonton televisi dan membaca berita, Anda pasti kenal dengan penyanyi asal AS berusia 21 tahun itu. Atau setidaknya Anda pernah mendengar lagu hit-nya, All About That Bass, yang riang dan membuat kepala atau kaki bergoyang.

Dalam konteks kekinian, saya melihat semangat Kartini pada diri Meghan Trainor. Ia juga seorang pendobrak. Meghan berani melabrak 'standar baku' kecantikan dengan lagu-lagunya, terutama All About That Bass, dan dengan penampilan apa adanya dirinya.

Dengan tinggi hanya 157 cm tapi berbobot 68 kilogram, Meghan bukan saja sangat tidak 'ideal' sebagai gadis cantik, tapi juga tidak 'menjual' dalam industri entertainment global saat ini. Meghan sendiri menjuluki tubuhnya bagai bass betot, lebih lebar pada bagian bawah.

Tapi dengan fakta-fakta itulah Meghan mendobrak. Ia menulis All Abou that Bass bersama Kevin Kadish hanya dalam waktu 40 menit. Ia berani tampil menari dalam video lagu itu, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

Singkat cerita, lagu ini kemudian merajai tangga lagu di 58 negara, ternasuk di Indonesia. Semua hal mengenai All About That Bass jadi pembicaraan, mulai musik, lirik, hingga klip videonya diulas oleh media besar dunia sepanjang bulan-bulan akhir 2014 hingga awal 2015, baik media khusus musik maupun media umum.

Pengamat musik menyebut All About That Bass sebagai lagu pop permen karet (bubble gum pop) yang mendapat pengaruh dari berbagai genre musik, termasuk R&B, hip hop dan country.

Dengan prestasinya yang merajai tangga lagu Billboard selama 8 pekan berturut-turut dan dengan video-videonya yang ditonton hampir 1 miliar kali di YouTube, koran New York Times menyebut All About That Bass sebagai fenomena kultural.

Dengan liriknya yang mengajak orang, terutama gadis muda, untuk menerima diri sendiri dan lebih mengutamakan inner beauty dibanding kecantikan fisik, All About That Bass disejajarkan dengan lagu Fuckin' Perfect (2010) dari Pink.

Lagu ini juga digambarkan sebagai versi modern dari lagu Beautiful yang dipopulerkan Christina Aguilera pada 2002 silam. Hebatnya, All About That Bass mengungguli lagu-lagu sebelumnya itu dalam hal pencapaian pesan maupun dari sisi komersial.

Dengan klip video yang menampilkan Meghan sendiri yang berbokong bahenol bersama penari- penari pendukung lain yang tidak kalah berisi, majalah mode Vogue berseru bahwa sekarang adalah era kebangkitan bokong bahenol dan tubuh montok.

All About That Bass dilaporkan juga memberi dampak kenaikan 47 persen permintaan operasi pembesaran bokong di Booty Pop, sebuah klinik kecantikan di AS. Kelly Brabants, pengusaha dan instruktur senam terkenal asal Boston, bahkan berkata: "Ini bukan soal menjadi kurus selurus tongkat lagi, sekarang waktunya semua gadis ingin berbokong bahenol."

Tidak cukup hanya sampai di situ, video All About That Bass pun melahirkan puluhan meme dan parodi yang digunakan untuk berbagai kepentingan, dari soal bisnis sampai politik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved