Breaking News

Hukum dan Kriminal

Babeh, Mucikari yang Menjual Pelajar Akui Ada Pelanggan PNS

Kasus prostitusi terselubung yang melibatkan pelajar di Berau, Kalimantan Timur mengejutkan masyarakat, termasuk Bupati Berau Makmur HAPK.

TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Bupati Berau Makmur HAPK menggelar pertemuan dengan kepala sekolah terkait maraknya pelajar yang menjadi PSK, Senin (18/5/2015). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kasus prostitusi terselubung yang melibatkan pelajar di Berau, Kalimantan Timur mengejutkan masyarakat, termasuk Bupati Berau Makmur HAPK.

Apalagi, mayoritas wanita yang "dijual" oleh tersangka berinisial TM alias Babeh ini masih di bawah umur.
Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa korban mengaku pernah melayani pegawai negeri sipil (PNS), meski para korban enggan menyebut namanya. Seperti yang disampaikan Wangi (nama samaran) kepada Tribunkaltim.co beberapa waktu lalu.

Wangi menyebutkan, salah seorang pelanggannya adalah PNS. Pengakuan korban itu juga dibenarkan Babeh, sang muncikari. Menurut Babeh, dirinya sempat menerima pelanggan yang berstatus PNS.

"Dulu memang pernah ada PNS yang jadi langganan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi," ujarnya menjawab pertanyaan Tribunkaltim.co.

Adanya oknum PNS yang disebut-sebut menjadi pelanggan pekerja seks di bawah umur membuat Bupati Berau Makmur HAPK geram.

Makmur menegaskan, jika ada PNS yang terbukti melakukan perbuatan melanggar moral seperti itu, tidak segan-segan memecatnya.

Baca: Babeh, Sang Mucikari Mengaku Pelajar Datang Sendiri ke Rumahnya

"Saya kira kalau sudah disidik Polres, silakan dilanjutkan. Kalau menyangkut anak di bawah umur kan sudah jelas aturannya," kata Makmur, Senin (18/5/2015).

Makmur menyatakan akan mencari informasi keterlibatan PNS dalam kasus prostitusi ini meski statusnya hanya pelanggan.

"Saya harus tahu dinasnya di mana. Saya mau cek, saya memang baca di surat kabar memang ada pejabat yang memakai," kata Makmur.

Sebagai abdi negara, PNS harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Apalagi kasus prostitusi ini persoalan yang berbahaya sekali.

Awal pekan kemarin, Makmur juga mengumpulkan seluruh kepala sekolah, guru BP/BK yang ada di empat kecamatan terdekat.

Baca juga: Caleg Gagal Pilih Jadi Mucikari dan Jual Pelajar

Pertemuan itu untuk membahas persoalan prostitusi di kalangan pelajar. Guru, khususnya kepala sekolah diminta meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Susila Harjaka mengatakan, pihaknya juga meminta kepada kepala sekolah membuat program pendidikan yang lebih padat.

"Misalnya mengaktifkan kembali kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa tidak punya waktu untuk kegiatan negatif di luar sekolah. Termasuk para orangtua juga harus memberikan dukungan sepenuhnya," tandasnya.

Hingga saat ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Berau mengaku belum mengetahui, pelajar dari sekolah mana saja yang terlibat. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved