Kesehatan
Begini Meningkatkan Produksi ASI Melimpah
Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Yang perlu anda tanyakan apakah benar produksi ASI tidak cukup ataukah ada hal-hal lain yang menghambat
TRIBUNKALTIM.CO - Seorang Ibu pasti senang sekali bila memiliki momongan. Apalagi momongan itu yang pertama kali dalam hidupnya. Namun bagaimana bila anda sudah memiliki momongan tetapi ada masalah dengan produksi ASI (Air Susu Ibu).
Tentu ini akan membuat anda cemas karena khawatir si bayi tidak mendapat asupan bergizi dan berkualitas. Apakah anda pernah mengalaminya?
Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Yang perlu anda tanyakan apakah benar produksi ASI tidak cukup ataukah ada hal-hal lain yang menghambat produksi ASI?
Berikut penjelasan oleh ditulis oleh dr Karin Wiradarma dilansir Klik.Dokter.com:
1. Penyebab Kurangnya Produksi ASI
Pada dasarnya, seorang ibu akan dianugerahi dengan jumlah ASI yang cukup untuk bayinya, meski kebanyakan ibu merasa produksi ASI-nya kurang, terutama para ibu baru.
Payudara ibu akan menyesuaikan produksinya dengan kebutuhan bayi. Di sinilah hukum demand dan supply berlaku. Semakin sering dan banyak ibu menyusui, akan semakin banyak pula produksi ASI ibu. (baca juga: Kasihan, Mbah Senin Buta Karena Ditinggal Putrinya )
Namun produksi ASI ini dapat berkurang sementara jika frekuensi menyusui berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelelahan, ibu sakit, puting lecet, atau perlekatan yang kurang benar dari bayi. Selain itu, beberapa obat juga dapat mengurangi produksi ASI.
Pada sedikit wanita, produksi ASI yang kurang memang disebabkan oleh kelainan hormon tertentu seperti tiroid. Pada sebagian wanita dengan riwayat operasi payudara, produksi ASI juga dapat berkurang jika prosedur tersebut merusak kelenjar penghasil susu atau salurannya.
Namun pada sebagian besar ibu yang mengalami problem dalam menyusui, pada umumnya masalah terletak pada “penghantaran” ASI dari payudara ke puting, bukan pada produksinya.
Lalu bagaimana caranya meningkatkan produksi ASI?
Agar produksi ASI anda mencukupi, susuilah bayi anda sesering mungkin, minimal dua sampai tiga jam sekali. Menambah sesi menyusui akan semakin menstimulasi kelenjar susu payudara untuk memproduksi ASI.
Pastikan agar bayi Anda menyusu pada satu payudara hingga terasa “kosong”, baru berpindah ke payudaranya lainnya. Hal ini penting untuk menjamin pengosongan payudara yang optimal, dan agar bayi mendapat baik ASI foremilk maupun hindmilk. (baca juga: Begini Cara Jokowi Ganti Enam Menterinya )
Perbaikilah posisi latch on bayi ke puting. Latch on yang benar akan memaksimalkan proses menyusui. Selain itu, ketika hisapan bayi sudah mulai melambat, Anda dapat mengompresi (memencet atau menekan) payudara Anda untuk meningkatkan aliran ASI agar payudara dapat benar-benar dikosongkan.
Anda juga dapat menstimulasi produksi ASI lebih lagi dengan menambahkan sesi memompa ASI di antara dua sesi menyusui. ASI perah (ASIP) dapat disimpan untuk cadangan. ASIP dapat tahan sampai 5 hari di kulkas dan sampai 1 bulan di freezer.
Hindari memberikan suplementasi susu formula kepada bayi Anda, karena satu saja sesi menyusui yang digantikan oleh pemberian susu formula akan menurunkan produksi ASI. Suplementasi formula dapat dipertimbangkan jika memang dokter memutuskan bahwa bayi Anda butuh tambahan nutrisi selain ASI.
Hindari pula penggunaan empeng. Bayi Anda dapat “mengempeng” kepada puting sambil sesekali menghisap, yang juga akan menstimulasi produksi ASI.
Jika bayi tertidur namun sesi menyusui belum selesai, cobalah membangunkannya dengan menggoncang atau menepuk lembut badannya, menggelitik telapak kakinya, memindahkan posisi ke payudara lainnya, atau membuka bajunya.
Penggunaan suplementasi herbal atau obat untuk memperbanyak produksi ASI juga dapat dicoba. Herbal antara lain adalah daun katuk, fenugreek, dan blessed thistle. Selain itu, ada pula beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kurangnya produksi ASI, namun Anda perlu berkonsultasi dulu kepada dokter mengenai aturan pakainya.
Jika segala cara sudah dicoba namun tetap gagal, Anda dapat bertanya kepada ahlinya. Datangilah konsultan laktasi di kota Anda untuk dapat mengevaluasi masalah dan membantu mencarikan solusinya. Pemeriksaan hormon tiroid juga dapat dipertimbangkan, mengingat kadar hormon tiroid yang rendah dapat mengurangi produksi ASI. (Klik.Dokter.com)
***
UPDATE berita eksklusif, terbaru, unik dan menarik dari Kalimantan. Cukup likes fan page fb TribunKaltim.co atau follow twitter @tribunkaltim