Saat Reses, Anggota Dewan Ini Dikeluhkan Soal Jalanan Becek
Momen triwulan tersebut dijadikan ajang oleh legislastor di DPRD untuk menyerap langsung aspirasi warga di daerah pemilihannya.
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Masa reses ke-25 anggota DPRD Bontang yang berlangsung mulai 26-31 Agustus 2015 dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh Anggota DPRD Bontang untuk bertemu langsung dengan konstituennya.
Momen triwulan tersebut dijadikan ajang oleh legislastor di DPRD untuk menyerap langsung aspirasi warga di daerah pemilihannya.
Ketua Komisi II DPRD Bontang, Ubayya Bengawan misalnya, menggelar reses dengan ratusan warga Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara.
Kesempatan baik tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh warga menyampaikan harapan mereka terkait keterbatasan infrastruktur publik di wilayah Bontang Kuala.
Salah satunya, kondisi jalan di Perumahan Bontang Kuala, yang masih berupa tanah alias belum disemenisasi.
“Masih ada masukan soal kondisi jalan di Perum Bontang Kuala, memang belum disemenisasi. Kami akan pelajari apa jalannya sudah terima dengan Pemkot,” ujar Ubayya Bengawan.
Baca: Tiap Anggota DPRD Kaltim Dapat Rp 60 Juta untuk Reses
Selain keluhan terkait jalan, persoalan air bersih juga masih jadi keluhan warga lantaran masih kerap mengalami byar pet kendati frekuensinya tidak lagi berlangsung lama.
“Warga juga meminta Pemkot membantu untuk pembangunan rumah ibadah dan taman bermain. Semua usulan dari warga ini akan kami masukkan dalam laporan untuk dibahas bersama Pemkot Bontang,” ujar politisi Demokrat Bontang tersebut.
Sementara Politisi Partai Nasdem, Bakhtiar Wakkang yang menggelar reses di Bontang Selatan mengaku mendapat masukan terkait kondisi pasar tradisional yang tidak tertata baik. Untuk itu, Ia meminta agar pemerintah segera melakukan pemetaan pedagang dan pembangunan pasar-pasar khusus, serta penertiban pasar ikan sementara di Kelurahan Tanjung Limau.
"Beberapa permintaan pedagang kain dijadikan satu dengan pedagang kain lainnya, sehingga penataaannya lebih baik. Selain untuk memudahkan konsumen yang ingin berbelanja di pasar tradisional," kata pria yang akrab disapa BW ini.
Terkait penertiban pasar ikan sementara di Tanjung Limau, warga meminta hal itu bisa segera dilakukan karena akses jalan menuju Tanjung Limau sering macet ketika sore hari saat banyak pedagang meluber hingga ke jalan.
"Ini juga menjadi masalah karena dalam beberapa kali pertemuan dengan dinas terkait, sampai saat ini belum ada respon untuk melakukan penertiban pasar ikan itu," tambahnya.
Bakhtiar menambahkan aspirasi dari warga tersebut akan segera dikoordinasikan dengan dinas terkait agar bisa ditindaklanjuti. "Segera setelah masa reses selesai, kita akan panggil dinas terkait untuk membahas aspirasi warga itu. Yang jelas, semua aspirasi ditampung dan dilakukan pendalaman untuk mencarikan solusi yang terbaik," tandasnya. (*)
***
UPDATE berita eksklusif, unik, menarik dan real time dari Kalimantan. Cukup likes fan page fb TribunKaltim.co atau follow twitter @tribunkaltim