Liputan Khusus
Walau Masih Muda, Arif Tidak Malu Jualan di Pasar Malam
“Dari uang tersebut ditambah sedikit dari orang tua, saya memberanikan diri untuk berdagang sendiri, kan sudah mengerti sedikit,” katanya
Menurutnya, malam ini ia berjualan mulai pukul 17.00 Wita. Ia mengangkut barang dagangannya dengan mengunakan motor dan gerobak yang diletakkan di belakang motor.
Saat berjualan di pasar malam, produk busana yang ia jual hanya terbatas seperti kaos, kemeja, sweater, celana pendek dan celana panjang yang digantung.
“Dulunya tidak seperti ini mas (sambil menunjuk dagangannya), tapi hanya mengunakan terpal dan meletakkan ke bawah ya ada peningkatan lah sekarang sudah bisa digantung,”ujarnya sambil tersenyum
Ia menambahkan jualan di pasar malam bukan tanpa kendala, saat mati lampu dan musim hujan datang menjadi salah satu hambatan untuknya berjualan. Untuk itu, saat hujan turun ia selalu waspada dengan menyiapkan terpal berukuran besar sehingga saat hujan turun tinggal memasukan ke tengah, melipatnya dan tinggal diikat.
Agar hujan tidak membasahi dagangannya. "Dulu pernah hujan sampai jualan saya sebagian basah sehingga harus menjemurnya di rumah agar tidak bau,” katanya
Ia menambahkan biasanya setiap kali berjulan di pasar malam keuntungan yang didapat sekitar Rp 200.000 sampai Rp 250.000 dan hasil ini lebih banyak dari pada berjualan di toko.
“Sempat semingu (sepekan) menjelang lebaran Idul Fitri, omzet yang didapat tiap malam mencapai Rp 6 juta sampai Rp 7 juta dengan keuntungan bersih mencapai Rp 1,8 juta sampai Rp 2 juta,” ungkapnya. (*)
*** UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan.
Like fan page fb TribunKaltim.co
dan follow twitter @tribunkaltim