Pembantaian Beruang Madu
Tiga Pria Selfie Sambil Membelah Perut Beruang Madu, Satwa Langka
"Ini foto sudah disebar di busam lho... hari-hari bisa ketangkap yang posting foto ini," tulis Angela, Kamis (24/9/2015) larut malam.
TRIBUNKALTIM.CO - Para netizen geram melihat ulah tiga orang laki-laki pemburu beruang madu (Helarctos malayanus) yang mengunggah hasil tangkapannya.
Pemicunya, mereka berfoto alias selfie dengan latar belakang bangkai beruang madu, satwa langka yang telah dilindungi pemerintah. Beruang ini gemar mengonsumsi madu sehingga dinamai beruang madu.
Angela Rose seorang pengguna Facebook mengomentari dengan nada memperingatkan. "Ini foto sudah disebar di busam lho... hari-hari bisa ketangkap yang posting foto ini," tulis Angela, Kamis (24/9/2015) larut malam.
Komentar Angela Rose masih tercantum di dinding Facebook Ronal hingga pukul 00.15 Wita. Namun pukul 00.20, komentar Angela tidak tampak lagi.
BACA JUGA: Beruang Madu Dikuliti lalu Dimakan Diunggah di Facebook
Tiga pria foto selfie sambil membelah perut satwa langka, beruang madu (Helarctos malayanus). Foto selfie itu pertama kali diunggah pemilik akun facebook Ronal Cristoper Ronal, Kamis (24/9/2015) malam. (REPRO FACEBOOK)
Foto selfie itu pertama kali diunggah pemilik akun facebook Ronal Cristoper Ronal.
Berdasarkan status facebook Ronal yang dicek TribunKaltim.co pada pukul 223.45 Wita, foto itu diunggah tiga jam lalu.
BACA JUGA: Gadis Cantik Ini Setia Menjadi Guide Pengunjung Beruang Madu
(Facebook) -Pembantaian beruang madu di Kabupaten Berau, Kalti pada tahun 2014.
Berarti foto yang dilengkapi keterangan "tangkapan hari ini" tersebut diunggah Kamis (24/9/2015) selepas pukul 20.00 Wita.
(Tribun Kaltim/Martinus Wikan) - Beruang Madu yang berada di enklosur atau kandang Beruang Madu di Kawasan Pendidikan Wisata Lingkungan Hidup (KWPLH) Balikpapan
Dalam foto terdapat tiga orang pria. Wajah dua orang melihat ke layar kameran berusia kira-kira di bawah 30 tahun.
Seorang laki-laki berambut pendek, berdiri, mengenakan kaus hitam memotret diri sendiri alias selfie dengan latar belakangan bangkai beruang sedang dibelah.
BACA JUGA: Populasi Beruang Madu Tinggal 50 Ekor
Mereka membelah bangkai beruang di darat, areal bebatuan, mirip perbukitan. Perut beruang menghadap langit, punggung ke bumi. Terdapat dua parang dekat bangkai beruang.
Seorang lagi sedang membelah perut hewan berwarna buklu dan kulit hitam, berbelang putih pada leher. Seorang laki-laki yang menghadap kamera tadi, jongkok di atas batu, sembari memegangi kaki belakang beruang.
Masih menurut data identitas Ronal pada Facebook, Ronal tinggal di Tengggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dia mengaku pernah kuliah di Universitas Kutai Kartanegara, dan bekerja pada Kantor Dinas Kependudukan dan Capil. Saat ditelusuri lembaga tempatnya bekerja, tidak ada keterangan lebih jelas di Pemerintah Daerah mana.
BACA JUGA: Keluarga Ini Mengadopsi Bayi Beruang karena Induknya Dibunuh
Banyak ferbooker merespons postingan Ronal. Sebanyak 434 orang berbagi (nge-share), empat orang berkomentar dan empat orang lainnya menyukai.
Selain Angela, ada juga komentar lainnya. Puput Oii Oii misalnya bertanya, "Binatang apa itu?"
Deflandre Saka menjawab, "Saudara x bearnate."
Puput Oii Oii kemudian menimpali, "oh"
Satwa Langka yang Dilindungi
BACA JUGA: Kasihan, Beruang Madu Dipukuli Hingga Buta, Kuku dan Taring Dicabuti
Pengelola Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) atau yang dikenal sebagai Pusat Beruang Madu, menjelaskan beruang madu telah dinyatakan dilindungi oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1973. Dinyatakan haram untuk memperdagangkan atau memiliki beruang madu dan bagian-bagian tubuhnya.
Beruang Madu adalah jenis beruang terkecil di dunia dan yang sedikit dipelajari dibandingkan jenis beruang-beruang lain.
Beruang madu, dilansir dari situs (KWPLH) beruangmadu.org, tinggal di hutan tropis dataran rendah Asia Tenggara, rentang wilayah sebaran dari wilayah barat India, Bangladesh, Burma, Laos, Thailand, Cambodia, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, populasi Beruang Madu ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Di semua rentang wilayah sebaran, beruang madu tengah terancam penghancuran habitat dengan skala besar, kebakaran hutan, perburuan untuk kantung kemih dan bagian-bagian tubuh, dan perdagangan hewan.
Ancaman utama bagi populasi beruang liar di Indonesia adalah kehilangan habitat. Ini turut memicu meningkatnya konflik antara manusia dan beruang, sebagaimana beruang menjadi terdesak keluar dari habitat alami dan adakalanya memasuki perkebunan dan memakan umbut tanaman.
Pada tahun 2002, beruang madu diperkenalkan sebagai maskot dari Balikpapan, dorongan dari sebuah proyek penelitian yang pertama kali dilakukan pada beruang madu di Hutan Lindung Sungai Wain yang terletak di perbatasan kota Balikpapan.
Sejak tahun 2004, Pemerintah Kota telah berkolaborasi dengan lembaga donor swasta dan ahli-ahli margasatwa untuk membangun pusat pendidikan beruang madu, bagian intinya adalah sebuah enklosur alami seluas 1,3 hektar yang ditempati 7 ekor beruang madu yang sudah tidak dapat dilepasliarkan lagi ke alam.
Enklosur ini secara luas dikenali sebagai salah satu yang terbaik di Asia, dan meningkatkan jumlah wisatawan (70.000 orang di tahun 2013) domestik dan mancanegara yang datang untuk melihat maskot Balikpapan di ruang lingkupnya yang alami. (*)
****
UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan.
Like fb TribunKaltim.co
Follow @tribunkaltim
Tonton Video Youtube TribunKaltim