Pemadaman Listrik
Wawali Ini pun Ikut Geram Listrik Byar Pet Terus
Tidak hanya Kutai Barat, krisis listrik juga dialami beberapa daerah di Kalimantan Timur, termasuk Kota Bontang, Kalimantan Timur.
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Tidak hanya Kutai Barat, krisis listrik juga dialami beberapa daerah di Kalimantan Timur, termasuk Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Wakil Walikota Bontang Isro Umarghani pun meluapkan emosinya kepada jajaran manajemen PLN Area Bontang, Selasa (29/9/2015).
Ia menyayangkan pemadaman bergilir yang kembali dirasakan warga Bontang beberapa hari terakhir. Alasannya, adanya kerusakan pada jaringan Sistem Mahakam.
"Bontang ini harusnya surplus 7 MW, tapi kenapa kok kita jadi korban saat ada kerusakan jaringan Sistem Mahakam," ujar Isro Umarghani saat kunjungan ke Kantor PLN Area Bontang, Selasa (29/8/2015).
Menurut Isro, seharusnya warga Bontang tidak perlu merasakan byar pet listrik mengingat kapasitas terpasang seluruh pembangkit di Bontang mencapai 31 MW, sementara kebutuhan beban puncak hanya 24 MW.
"Pemkot sudah bantu hibahkan mesin untuk menopang kekurangan listrik di Bontang, tapi sampai sekarang masih byar pet, kan aneh," paparnya.
Baca: Daya Listrik Minim, PLTD Hanya Mampu Suplai 11 MW
Isro mendesak pihak PLN agar memprioritaskan kebutuhan listrik bagi warga Bontang selama proses perbaikan di jaringan Sistem Mahakam. Caranya, memberlakukan sistem isolated, dengan tidak menyuplai listrik ke jaringan Mahakam sementara waktu hingga pemeliharaan selesai.
"Kalau bisa untuk sementara waktu menggunakan sistem isolated (mandiri) dulu. Setelah selesai baru nyambung lagi dengan Sistem Mahakam," tegas Isro.
Menanggapi masukan dari Wawali Isro Umarghani, Manajer PLN Area Bontang Laode Lawati mengatakan, salah satu penyebab terjadinya pemadaman karena perbaikan jaringan Sistem Mahakam.
Pun demikian, menurut La Ode, Bontang tidak mungkin keluar sementara dari jaringan Sistem Mahakam, karena kondisi kelistrikan di Bontang saat ini juga mengalami defisit, antara 2-4 MW.
"Saat ini Bontang hanya mampu menghasilkan 20 MW, sedangkan beban puncak 22 MW siang hari dan 24 MW pada malam. Jadi kami bergantung Sistem Mahakam,"paparnya.
Dikemukakan, defisit listrik terjadi lantaran kerusakan 1 dari 11 mesin pembangkit listrik di Bontang. Selain itu, 10 mesin yang beroperasi mengalami penurunan daya mampu cukup signifikan. Penurunan daya mampu antara lain terjadi pada 2 unit mesin PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas) yang dibangun Pemkot Bontang.
Idealnya, kapasitas daya terpasang 2 unit PLTMG tersebut masing-masing 7 MW. Namun karena adanya penurunan daya, mesin PLMTG 1 hanya mampu menghasilkan 4,7 MW, sedangkan mesin PLTMG 2 maksimal hanya bisa menghasilkan daya 3,4 MW.
"Dengan kondisi kelistrikan di Bontang justru defisit karena kerusakan mesin dan penurunan daya," tandas La Ode. (*)
***
UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan. Like fb TribunKaltim.co Follow @tribunkaltim, Tonton Video Youtube TribunKaltim