Kesehatan

Waspadai Perut yang Semakin Buncit, Pertanda Penyakit Kian Besar

Genetik tak pelak merupakan faktor kuat penyebab obesitas, namun lingkungan juga berperan penting

Ilustrasi 

Bagaimana penanganan obesitas?

Langkah pertama untuk menangani obesitas adalah dengan melakukan perubahan pola makan. Untuk memberikan terapi diet yang optimal, maka komposisi diet harus dirancang per individu.

Defisit kalori sebanyak 500 hingga 1000 kcal/hari dari kebutuhan kalori individu obes dapat dilakukan, hal ini untuk mencapai penurunan berat badan yang adekuat.

Total lemak yang diberikan harus kurang dari 30% kebutuhan kalori. Karbohidrat mencakup 55-65% dari kebutuhan energi total, sedangkan protein sekitar 15% dari kalori total.

Individu obes harus dimotivasi untuk meningkatkan konsumsi buah segar dan sayuran.

Selain itu, peningkatan aktivitas fisik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program penurunan berat badan.

Untuk pasien obes, aktivitas fisik harus dimulai secara bertahap dan intensitasnya ditingkatkan secara bertahap. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan 30 menit sebanyak 3 kali seminggu dan ditingkatkan menjadi 45 menit sebanyak 5 kali seminggu.

Satu hal yang pasti bahwa obesitas dapat dicegah. Pengaturan pola makan dan olah raga rutin merupakan ujung tombak penanganan obesitas.

Bayangkan jika dunia tenggelam dalam kasus obesitas, maka komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah otakpun akhirnya akan meningkat.

Bukanlah tidak mungkin jika fenomena peningkatan kasus obesitas ini berlanjut, maka dunia akan lumpuh karena dipenuhi pasien dengan penyakit jantung, otak atau penyakit kompliasi kegemukan lainnya.

Jumlah kasus obesitas di dunia sangat mencengangkan. Saat ini diperkirakan terdapat 250 juta orang di dunia dengan berat badan berlebih, dan angka ini diprediksikan terus meningkat.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi obesitas diatas umur 18 tahun adalah 21,7%. Jumlah kasus obesitas di Indonesia juga cenderung meningkat.

Obesitas berbahaya karena meningkatkan risiko individu obes untuk menderita berbagai penyakit, seperti jantung dan pembuluh darah otak. (*)

***

UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan. Like fb TribunKaltim.co  Follow  @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim


Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved