Miris, di Malam Tahun Baru 2 Anak-anak Meninggal Kena DBD

Libur tahun baru menjadi momen yang membahagiakan bagi masyarakat. Namun, hal itu tidak dirasakan sebagaian warga Kelurahan Telaga Sari.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Fogging di Perumahan Pertamina untuk mengantisipasi berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Siti Zubaidah dan Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Libur tahun baru menjadi momen yang membahagiakan bagi masyarakat. Namun, hal itu tidak dirasakan sebagian warga Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Kota.

Pasalnya, dalam satu minggu belakangan ini 15 warga Telaga Sari terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) secara bersamaan. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti mulai mengancam warga Balikpapan.

Seperti yang dirasakan keluarga Maulana, warga RT 36 Kelurahan Telaga Sari. Ia terpaksa harus merayakan malam pergantian tahun dengan menjaga istri dan anaknya yang tengah berbaring di rumah sakit.

"Istri dan anak saya kena demam berdarah dirawat di Rumah Sakit Tentara secara bersamaan," ujar Maulana kepada Tribunkaltim.co, Senin (4/1/2015).

Dikemukakan, beberapa hari ini di wilayah tempatnya tinggal digegerkan dengan penyakit demam berdarah. Dalam satu waktu bersamaan ada 15 orang terkena DBD.

"Di RT 36, tempat saya ada lima orang yang terkena demam berdarah, dan delapan orang di RT 37," tuturnya.
Maulana menyebutkan, wilayah RT 36 dan RT 37 tidak terlalu jauh. Pertama yang terkena DBD anak kecil Elsa yang meninggal. Setelah itu beberapa hari kemudian menyebar ada sekitar 15 warga yang terkena, dan termasuk istri dan anak.

"Istri saya lebih dahulu yang terjangkit, setelah itu anak saya. Kami langsung cek ke rumah sakit, dan akhirnya dirawat dalam waktu bersamaan," kata Maulana.

Saat ini anak dan istrinya Maulana sudah membaik dan keluar dari rumah sakit. Namun ada beberapa tetangganya yang masih dirawat. "Ada banyak yang kena demam berdarah, tetangga saya saja ada dua orang yang masih dirawat di rumah sakit," tuturnya.

Dia menyebutkan, hingga kemarin pagi sudah ada lima kali penyemprotan fogging. "Tadi pagi (kemarin) sudah disempot. Semoga setelah disemprot tidak ada lagi yang terkena penyakit demam berdarah," tandasnya.

Baca: Dua Warga Meninggal Dunia Akibat DBD, Walikota Kumpulkan Kader Jumantik

Maulana dan warga meminta DKK dan Pemkot melakukan tindakan. Tidak hanya fogging, melainkan pengecekan langsung mengenai kasus DBD ini.

Kasus DBD di daerahnya baru kali ini terjadi, dan menyebabkan dua orang meninggal, "Untuk kader jumantik kami jalan saja, mungkin karena memasuki musim hujan," kata Maulana.

Laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, dua warga meninggal akibat DBD. Sekretaris DKK Balikpapan Suheriyono mengatakan, sudah menerima laporan mengenai dua warga meninggal akibat DBD. Namun kasus tersebut dihitung lagi dari awal tahun.

"Ini kasus baru 2016, langsung ada dua orang yang meninggal," kata Heri.

Dia menyebutkan, dua warga meninggal akibat DBD itu berada di satu wilayah. Menurut Heri jarak yang meninggal hanya beda beberapa jam.

"Di satu wilayah, semalam dua orang terkena DBD meninggal. Satu meninggal pukul 20.00 Wita dan satunya pukul 00.05 dini hari menjelang malam tahun baru kemarin," ungkapnya.

Dua warga yang meninggal secara bersamaan adalah anak-anak usai sekolah bernama Zidan (11) dan Elsa (8). "Penyakit DBD ini berbasis lingkungan, penderitanya mobilitas, belum tentu dapat di satu wilayah, apalagi anak-anak setengah harinya di sekolah," kata Heri.

Lima Kali Fogging
Menanggapi wabah DBD, DKK melakukan pemberantasan nyamuk melalui fogging, dan sosialisasi ke masyarakat. "Kami sudah melakukan sosialisasi agar nyamuk tidak menyebar lagi. Untuk wilayah yang di-fogging di antaranya RT 35, RT 36, dan RT 39, Balikpapan Kota," ujarnya.

Fogging ada standar operasional prosedur (SOP), harus dilihat dulu apa di wilayah tersebut ada kasus atau tidak. Kalau ada jentik nyamuknya tidak bisa fogging, memang ada SOP-nya.

"Kalau ada kasus kematian langsung fogging khusus. Seperti yang terjadi di Kelurahan Telaga Sari," kata Heri.

Penyebab banyaknya kasus penyakit DBD tersebar di Telaga Sari, karena lingkungan di sekitar tidak menjaga kebersihan. "Tahun ini baru satu kasus yang meninggal, kalau 2015 yang meninggal 25 orang dengan 2.088 kasus," tuturnya.

Meninggalnya warga Kelurahan Telagasari akibat demam berdarah langsung ditindaklanjuti pihak Puskesmas setempat. Dalam sehari Puskesmas Telagasari melakukan fogging (pengasapan) hingga lima kali.

Baca: Hati-hati, Nyamuk DBD Bersarang di Rendaman Batu Akik

Kepala Puskesmas Telagasari dr Tien Fatimatuzzahra mengatakan, sudah lima RT dilakukan fogging. Sekitar lima RT di wilayah itu dilakukan fogging, karena wilayah tersebut sudah masuk wilayah endemis. Di Balikpapan ini hampir keseluruhan merupakan wilayah endemis," ungkap Tien.

Selain melakukan penyemprotan fogging, ia juga melakukan penaburan abate yang dilaksanakan langsung oleh tim jumantik. "Laporan dari kader jumantik itu masuk saja setiap tiga bulan. Kami selalu ingatkan agar selalu benar-benar mengerjakan. Tahun ini kami minta laporannya setiap bulan," katanya.

Tien menambahkan, untuk memusnahkan jentik harus semua terlibat, perlu dukungan lintas sektor, agar menginggatkan terus seluruh warga. "Kita ini tidak bisa memantau 24 jam seluruh orang, jadi perlu dukungan. Walau lingkungan rumah bersih, tetapi ada jentik di rumah tetangganya jadi mereka juga kena," tuturnya. (*)

***

Follow  @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved