Tambang Batu Bara Longsor
Cari Pekerja yang Tertimbun Longsor, Basarnas Datang dengan Kekuatan Penuh
Kapolres tiba bersama beberapa personel Sabhara yang datang kelokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Fachri Ramadhani dan Gilbertus Rosok
TRIBUNKALTIM.CO, SAMBOJA - Kepala Polres Kutai Kartanegara (Kukar) AKBP Handoko turut membantu proses pencarian korban longsor yang menimpa pekerja tambang batu bara PT Lembuswana Perkasa, di kawasan Samboja, Jalan Soekarno-Hatta Km 48, jalan protokol Samarinda - Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (28/1/2016).
Kapolres tiba bersama beberapa personel Sabhara yang datang kelokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi.
"Saya dapat info dari Kapolsek bahwa ada kejadian ini, makanya saya langsung datang ke sini," ujar AKBP Handoko.Handoko mengatakan, dia menghubungi Unit Satwa K-9 Shabara Polda Kaltim.
Unit ini pelacak datang membawa anjing pelacak untuk membantu proses pencarian jenazah korban yang diduga masih tertimbun di dasar kolam tambang.
"Tadi saya juga sudah komunikasi dengan Polda dan meminta bantuan untuk datangkan anjing pelacak nanti sebentar lagi mungkin tiba," ujar Kapolsek yang tiba sekitar pukul 14.00 Wita.
Baca: Smeagle, si Anjing Pelacak Nyaris Mencebur saat Endus Bau Manusia
Sementara, tim Basarnas Balikpapan yang tiba lebih pagi langsung bertindak segera mencari korban. Tim Basarnas mencoba mencari tahu apakah korban masih bisa diselamatkan dalam kondisi hidup.
Basarnas yang datang dengan kekuatan penuh sebanyak 12 orang berupaya untuk mencari korban. Menurut penuturan Kepala Seksi Operasi Basarnas Balikpapan Mujiono dia dan rekan-rekan akan mengupayakan proses pecarian.
"Kami sih inginnya menemukan korban dalam kondisi selamat, makanya kami akan melakukan pencarian secara maksimal," ujar Mujiono.
Basarnas datang sekitar pukul 11.30 Wita, dan mulai melakukan proses pencarian dan penyelaman pada pukul 13.00 Wita.
Mujiono juga sempat berujar Basarnas mengalami kesulitan saat bekerja saat proses pencarian.Pasalnya beberapa keluarga korban sempat salah pengertian, sehingga melakukan proses sendiri karena melihat dari kejauhan tidak ada proses pencarian di lokasi kejadian.
Baca: Smeagle, si Anjing Pelacak Nyaris Mencebur saat Endus Bau Manusia
Menurut Mujiono warga mengira dengan tidak adanya alat berat ekskavator yang bekerja maka tidak ada proses pencarian.
"Nah masyarakat kira kalau tidak ada ekskavator bekerja, ya tidak ada proses pencarian, padahal saat kami mencari memang ekskavator tidak bisa dioperasikan bersama proses penyelaman," ujar Mujiono. (*)