Tambang Batu Bara Longsor
Keluarga Korban Longsor Berharap Bantuan Pendidikan dari Perusahaan
Tak tanggung-tanggung keluarga besar datang ke lokasi menanti informasi penemuan Nasiran dari timbunan longsor.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di pos penjagaan lokasi kejadian longsor yang menimbun tiga pekerja tambang PT REP, Jumat (29/1/2016) tampak dipenuhi keluarga korban bernama Nasiran (48).
Tak tanggung-tanggung keluarga besar datang ke lokasi menanti informasi penemuan Nasiran dari timbunan longsor.
"Kami berada di sini dari pagi. Hampir 30 orang keluarga besar turut menunggu kabar terkini dari proses pencarian Nasiran," ujar Sakijan (44), adik kandung korban.
Dikemukakan, pihak keluarga mengaku telah mengikhlaskan Nasiran, terlepas ia masih hidup atau meninggal. Prinsipnya pihak keluarga berharap apapun kondisinya, Nasiran harus ditemukan.
Mereka berharap pihak perusahaan membantu menanggung biaya pendidikan kedua anak korban yang ditinggalkan.
Baca: Dikira Plastik, Basarnas Temukan Satu Korban Longsor Mengambang
"Harapan kami, ada kejelasan pertanggungjawaban dari perusahaan bagi kakak saya ke depan seperti apa. Kakak saya meninggalkan istri dan dua anak yang masih sekolah. Setidak-tidaknya perusahaan menyekolahkan anaknya. Namanya perusahaan pasti adalah yang begitu, kalau besarannya tidak bisa kita minta segini-segini. Yang penting menjamin pendidikan anak-anaknya saja," tutur Sakijan.
Operator buldoser yang telah bekerja di PT REP selama 6 tahun tersebut merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Pihak keluarga meminta kepada perusahaan walau bagaimanapun kondisi Nasiran agar bisa ditemukan.
"Saat ini satu korban ditemukan tim SAR saya pikir itu kakak saya, sempat saya datangi ternyata bukan. Intinya kami sudah mengikhlaskan apapun kondisinya, mungkin memang sudah jalan takdir kakak saya, " ucapnya.
Baca: Istri Korban Tertimbun Longsor Berharap Suaminya Masih Hidup
Saat mendengar kabar pertama kali, terkait kejadian tersebut, Sakijan hampir tak percaya. Dia berusaha mencari kebenaran baik dari rekan kerja atau perusahaan. Sampai akhirnya memutuskan datang ke lokasi kejadian.
"Saya ke lokasi kemarin baru saya percaya. Terakhir kali ketemu kakak saya itu Rabu, setelah saya pulang kerja, dia mengantar anaknya ke sekolah. Dia mendahului saya, dan menyapa saya di jalan sambil mengangkat tangan, saya tak mengira itu pertemuan saya yang terakhir dengannya," tandasnya. (*)