Belajar dari Jepang, Kelak Sampah Diubah jadi Energi
Melalui program Halte Sampah dan Project 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), warga diajak memilah sampah sebelum membuang ke tempat sampah.
Penulis: tribunkaltim |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Masih banyak warga Balikpapan yang membuang sampah di luar jadwal, yakni pukul 18.00-06.00 Wita.
Hal ini membuat Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Balikpapan mengajak warga lebih disiplin waktu membuang sampah.
Melalui program Halte Sampah dan Project 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), warga diajak memilah sampah sebelum membuang ke tempat sampah.
Sebagai pilot project ditunjuk Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan. Diharapkan warga bisa disiplin dan mematuhi program pemanfaatan sampah.
Pelaksana Bappeda Bidang Fisik Kota Balikpapan Erna Ismi mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dicontoh dari Jepang.
Kedisiplinan dan ketertiban melaksanakan aturan membuat Jepang sukses menghasilkan beberapa produk daur ulang sampah.
Baca: Awalnya Jijik, Lama-lama Nggak Masalah Bau Sampah Demi Sekolah Anak
"Mereka (orang Jepang) mengolah sampah karena tidak memiliki sumber daya alam. Kita bisa belajar dari Jepang, semua warga taat pada peraturan pemerintah. Jika ada peraturan membuang sampah pukul 07.00 secara serempak mereka mematuhinya. Selain itu semua tidak ada yang terbuang percuma. Ada istilah dari bibir ke kulit kemudian ke kaki, maksudnya barang yang sudah dimakan melalui mulut, kemudian bungkusnya bisa diubah menjadi pakaian, itu maksudnya ke kulit. Setelah itu sampahnya bisa digunakan untuk karpet atau berbagai macam benda yang diinjak," ungkap Erna.
Perwakilan JICA (Japan International Cooperation Agency) Minda mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan berusaha menghadapi permasalahan ekonomi dari masalah kemerosotan batu bara dan migas.
Ke depannya Balikpapan diharapkan bisa mengubah sampah menjadi energi.
"JICA mendata setiap sampah yang dikumpulkan setiap hari masyarakat. Semua ada di database. Selain itu ada survei kebiasaan warga, berapa banyak buang sampah, apa saja jenis sampahnya. Kami berencana mengubah sampah menjadi energi dengan teknologi yang sesuai untuk wilayah Balikpapan," ujar Minda.
Bappeda saat ini sudah mengadakan lelang untuk melakukan survei terkait teknologi yang sesuai untuk mengolah sampah menjadi energi.
Jika sampah bisa diubah menjadi energi diharapkan sifat konsumtif masyarakat akan fosil foil semakin berkurang.
"Saat ini masyarakat masih bergantung pada energi yang bersumber dari fosil. Kedepan dengan adanya teknologi yang mengubah sampah menjadi energi, tidak hanya mengurangi penggunaan bahan fosil, manfaat eco green juga bisa didapat dari pemanfaatan limbah sampah," ujar Minda menambahkan.
Baca: Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah
Secara bertahap beberapa orang Indonesia diterbangkan ke Jepang belajar bagaimana mengolah sampah menjadi benda yang bernilai tinggi.
Erna Ismi menjadi satu di antara wanita yang ikut belajar di Negara Matahari terbit tersebut.
Erna menyebutkan beberapa benda yang terlihat mewah yang biasa dilihat di televisi merupakan hasil karya dari bahan baku bernama sampah.
"Dari sampah bisa dihasilkan pakaian yang telihat mewah, saya juga di Jepang belajar membuat dasi dari limbah plastik dan berbagai barang lainnya yang terlihat eksklusif dari bahan baku sampah," ungkap Erna.
Lebih Disiplin
Perubahan jadwal pembuangan sampah dan tempat membuang sampah diharapkan tidak membuat warga terkejut.
Perubahan ini diharapkan bisa menciptakan pola pikir yang lebih disiplin antara pekerja pengangkut sampah dan warga.
Namun, sayang pengaturan jadwal membuang sampah di Halte Sampah belum sepenuhnya ditaati warga Gunung Bahagia.
Pantuan Tribunkaltim.co, Sabtu (6/2/2016) kemarin masih terlihat tumpukan sampah di halte sampah yang berada di sepanjang Jalan MT Haryono.
Baca: Eks Pasar Burung Mangkrak Disulap Jadi Rumah Daur Ulang Sampah
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto mengatakan warga akan semakin dimudahkan dengan adanya pilot project 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).
Warga nantinya tidak harus menunggu malam membuang sampah. Bahkan dengan adanya pemilahan sampah, diharapkan bisa menambah penghasilan warga.
"Kami ingin warga semakin disiplin mengelola sampah. Kini warga tidak hanya membuang sampah. Bagi warga yang berniat menghasilkan uang dari sampah, warga bisa memilah sampah dan menjualnya ke Bank Sampah Beriman milik pemerintah kota," ujar Suryanto.
Warga yang bisa mengurangi sampah diharapkan membuat kota ini semakin tertata dan tercipta lingkungan perkotaan yang lebih nyaman dihuni.
"Jika dulu slogannya Balikpapan nyaman dihuni, kini Balikpapan akan lebih nyaman dihuni dibanding sebelumnya. Untuk itu kerjasama antara pemerintah kota dan warga masyarakatnya harus terus terjaga untuk selalu mencintai lingkungan," ujar Suryanto. (*)