Berita Eksklusif
Kantong Plastik Diberi Nama Sebelum Dibuang di Halte Sampah
Nurdin menuturkan awalnya warga menolak keberadaan Halte Sampah, karena dinilai ribet dan berbau jika ditumpuk di pinggir jalan.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Awal Februari 2016, Halte Sampah mulai dijalankan seluruh RT di kawasan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan.
Pro dan kontra masyarakat tak terbantahkan lagi, lantaran program tersebut tergolong baru di Indonesia, khususnya Balikpapan.
Ketua RT 05 Gunung Bahagia, Nurdin menuturkan awalnya warga menolak keberadaan Halte Sampah, karena dinilai ribet dan berbau jika ditumpuk di pinggir jalan.
Apalagi ketika ada anjuran memilah sampah sebelum ditaruh di halte, warga enggan melakukan. Padahal sosialisasi sudah digencarkan sejak November 2015.
baca juga
"Memang harus sabar mengubah kebiasaan masyarakat. Karakter masyarakat itu berbeda-beda. Sampah bukan dibuang tapi ditaruh saja, ini perbedaan konsep halte dengan bak sampah. Kalau sudah terealisasi dengan baik, Balikpapan berhasil menanamkan pentingnya hidup sehat dan bersih," ungkap Nurdin ketika ditemui tribunkaltim.co di kediamannya, Kamis (4/2/2016).
Berbagai persoalan pun dihadapi. Dia khawatir hanya karena persoalan sampah, malah terjadi cek-cok antarwarga. Sejumlah Tempat Pembungan Sampah (TPS) yang sudah ditutup justru dirusak lagi dan warga kembali memfungsikan membuang sampah di TPS tersebut.
Menurut kader Halte Sampah RT 05 Marliyanti, belum semua warga memahami pemilahan sampah antara organik, daur ulang dan sampah lainnya.
Masih saja warga menaruh sampah di halte tanpa dipilah terlebih dahulu. Hal itu menjadi tantangan tersendiri mengubah paradigma masyarakat tentang pengelolaan sampah.
baca juga
Menyiasati hal itu, pihaknya menerapkan strategi khusus terhadap warga dengan cara menuliskan nama kepala keluarga di tiap kantong plastik yang diberikan untuk menaruh sampah. Selain itu, sejak pukul 08.00 Wita, para kader sudah stand by di Halte Sampah guna memastikan sampah tersebut telah dipilah dengan baik dan benar.
Fungsinya, agar pihaknya dapat mengetahui warga yang masih salah memilah sampah dan menghindari masuknya sampah dari luar kawasan.
"Jadi saat kita lihat ada sampah yang tidak dipilah dengan benar, pasti ketahuan siapa pemiliknya. Selanjutnya kita akan ajarkan lagi mereka cara memilah sampah, sampai mereka benar-benar berhasil. Kalau tidak diberi nama, nanti ada sampah yang berhamburan dan tidak dipilah, kita tidak bisa tahu sampah itu punya siapa," ujarnya.
baca juga