Misteri Kematian Ryan

Curiga Dijagal, Ibunda Ryan Kecewa Polisi Lambat

Mery menduga, karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama itu meninggal karena dibunuh.

TRIBUN KALTIM/NIKO RURU
Agustinus Palentek (tengah), kerabat Mery Pamangin, Kamis (18/2/2016) menemui Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Suparno di Mapolres Nunukan. 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Mery Pamangin mengaku kecewa terhadap jajaran kepolisian di Nunukan yang dinilainya lambat mengusut kematian anaknya Ryswanta Rombe Pamangin (24).

Mery menduga, karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama itu meninggal karena dibunuh.

Ryswanta alias Ryan ditemukan bermandi darah dengan luka sayatan pada kedua pergelangan tangan dan lehernya di kamar mesnya di Seruyung pada 17 Januari lalu.

Setelah 11 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, Ryan dirujuk ke RSU AW Sjahranie Samarinda. Sehari dirawat, sulung dari tiga bersaudara itu meninggal dunia.

“Saya 11 hari di Nunukan, tidak ada Polisi saya temui tanya-tanya saya. Polisi bergerak setelah ada keluarga Polisi yang menanyakan langsung ke Polres Nunukan. Begitu mereka tahu Ryan ponakannya, dia langsung telepon ke Polres Nunukan dan Polsek Sebuku,” ujarnya dari Samarinda dihubungi melalui telepon, Minggu (21/2/2016).

Mery merasa kecewa, karena saat dihubungi jajaran Polres Nunukan maupun Polsek Sebuku seakan merasa tidak ada kejadian apa-apa.

“Waktu ditelepon ke Polsek Sebuku karena dia yang tangani, dia bilang tidak ada kasus. Sampai keluarga yang Polisi bilang, kamu jangan bohong. Itu keponakan saya. Baru mereka bergerak. Kok Polsek Sebuku mendiamin saja anakku? Ada apa?” ujarnya.

Mery mengakui, belakangan jajaran Polres Nunukan memang menindaklanjuti kasus itu. Bahkan pihak kepolisian telah mendatangi kediamannya di Jalan Komura, RT 08, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang, Kota Samarinda.

“Memang kemarin sudah ada yang dari Polres Nunukan ke rumah. Namanya Rizal. Mata saya agak kabur jadi saya tidak memperhatikan betul orangnya,” ujarnya.

Kepada Rizal, Mery menceritakan musibah yang menimpa anaknya itu. “Saya sudah cerita. Saya bilang, saya memang punya perasaan anak saya semacam disekap,” ujarnya.

Baca juga: Hati-hati, Berenang di Sungai Ini Akan Membunuh Anda dalam Sekejap

Untuk mengetahui perkembangan penyelidikan kasus kematian Ryan, Agustinus Palentek kerabat Mery, Kamis (18/2/2016) menemui Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Suparno di Mapolres Nunukan.

Agustinus menceritakan, keluarga berprasangka Polisi tidak melakukan tindakan apa-apa, sebab selama korban berada di RSUD Nunukan tidak ada Polisi yang datang.

“Saat saya di rumah sakit, saya ditanya-tanya ibunya. Saya sebenarnya menunggu, ada tidak Polisi menghubungi kita?.” ujarnya.

Menurut pihak keluarga, Polisi tidak melakukan tindakan visum terhadap korban. “Kami di sana kok tidak ada permintaan visum polisi? Informasi, Polisi ada waktu di IGD untuk dokumentasi saja,” ujarnya.

Mery yang saat itu masih berada di Yogyakarta ingin mendengarkan penjelasan mengenai kondisi Ryan dari Agustinus yang berada di RSUD Nunukan.

“Susah saya mau jelaskan karena saya belum lihat. Dari IGD langsung operasi. Karena saya perkirakan tidak mungkin satu atau dua jam saja. Kalau saya, datang saja besok ke sini,” ujar Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan ini. (*)

***

Seru, berinteraksi dengan 75 ribu netizen?

Like fan page  fb TribunKaltim.co, Follow  twitter@tribunkaltim dan tonton Video Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved