Gerhana Matahari Total
200 Warga Tenggarong Ikut Salat Gerhana, Ini Pesan Ustadz Hartono
Ia mengatakan, momen gerhana matahari kerap dikaitkan dengan musim paceklik, musibah, hingga terjadi huru-hara.
Penulis: Rahmad Taufik |
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sedikitnya 200 orang warga Tenggarong mengikuti salat gerhana di pelataran Planetarium Jagad Raya Tenggarong, Rabu (9/3/2016) mulai pukul 07.30 Wita.
Salat gerhana diimami Ustadz Iwan Hartono, guru Madrasah Ibtidaiyah Asy-Syauqi Tenggarong.
Usai salat, Iwan menyampaikan khutbah.
Ia mengatakan, momen gerhana matahari kerap dikaitkan dengan musim paceklik, musibah, hingga terjadi huru-hara. Menurutnya, anggapan ini salah.
"Gerhana matahari juga pernah terjadi pada zaman Rasulullah bersamaan putranya, Sayyidina Ibrahim, meninggal dunia. Isu merebak bahwa Rasulullah akan dapat musibah. Ini malah akan mengganggu keimanan dan ketauhidan kaum muslim," ujar Iwan.
Ia mengatakan, peristiwa gerhana matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, bukan tanda dari kematian seseorang.
"Jadi ketika gerhana datang, umat Muslim disarankan untuk salat gerhana, bersedekah, bukan malah meramal atau menduga apa yang terjadi," ucapnya. (*)