Gerhana Matahari Total

Setelah GMT, Hisab dan Rukyat Dimungkinkan Bersatu

Setelah melakukan penelitian akhirnya diketahui teori yang paling cocok dengan kejadian di lapangan adalah teori yang berasal dari NASA.

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUN MEDAN
Persiapan gerhana matahari total di Medan. 

Selama penelitian berlangsung, terdapat beberapa perbedaan selisih waktu antara satu pakar dengan pakar lainnya. Pihaknya masih harus mengolah semua data yang sudah didapat.

Pantauan Tribun, setelah menyelesaikan penelitian GMT di Kilang Mandiri, sore harinya LFNU Gresik dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan mengadakan rukyat di Gunung Dubbs, Pertamina.

Wakil Ketua PCNU Kota Balikpapan Slamet mengatakan rukyat bertujuan mengamati hilal pada awal Jumadil Tsani, yakni penamaan bulan keenam dalam kalender Hijriyah.

"Jadi Rukyat atau pengamatan hilal tidak berarti hanya bisa dikhususkan untuk menentukan waktu puasa dan jatuhnya hari raya. Teman‑teman ini sudah melakukan rukyat lebih dari 20 kali dalam setahun. Karena fungsi rukyat itu untuk melihat awal bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya konjungsi," katanya. (*)

Netizen yang baik hati, kunjungi juga twitter kami @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved