Gerhana Matahari Total
Tiga Ilmuwan Ini Pernah Buta Gara-gara Melihat Matahari Secara Langsung
"Gerhana parsial memang terlihat tak begitu silau, sehingga masih mampu dilihat mata," jelasnya kepada Mirror Online.
TRIBUNKALTIM.CO - Melihat gerhana matahari secara langsung ternyata terbukti sejak dahulu dapat menyebabkan kebutaan.
Menurut seorang konsultan bedah mata di London, Alex Ionides, gerhana matahari bahkan dapat 'memanggang' mata seseorang, terutama gerhana parsial.
"Gerhana parsial memang terlihat tak begitu silau, sehingga masih mampu dilihat mata," jelasnya kepada Mirror Online.
"Namun, karena gerhana parsial masih ada cahaya matahari yang tembus. Sinar infra merah dari matahari dapat membakar retina dan memanggangnya."
Baca: Pantau Gerhana Matahari, Siswi SMA Negeri 2 Bawa Teleskop
Ia menambahkan, seseorang tak akan tahu apakah matanya terbakar, sebab tak ada rasa sakit yang timbul dan mungkin baru sadar beberapa hari kemudian.
Bahaya melihat matahari secara langsung telah terbukti, sebab sejumlah astronom di zaman dahulu mengetahui bahaya itu justru dari pengalamannya sendiri.
Berikut adalah beberapa tokoh yang pernah mengalami kebutaan, meski sementara, akibat melihat matahari secara langsung.
Baca: Warga Berteriak saat Terjadi Gerhana Matahari Total
Thomas Harriot
Astronom era 1560-an ini mengalami kebutaan sementara setelah meneliti titik-titik pada matahari pada 1610.
Dalam laporan penemuannya pada 1612, ia menyebut bahwa dirinya sempat kehilangan penglihatannya selama sejam setelah melihat ke arah matahari.
John Greaves
Setelah melakukan observasi pada matahari selama beberapa kali, astronom asal Inggris itu mengaku terdapat bayangan hitam pada matanya.
Greaves mengatakan ia merasa seperti ada bayangan sekelompok burung gagak pada penglihatannya.
Isaac Newton
Mata fisikawan ternama itu pun ikut menjadi korban matahari, meski tak melihat ke arahnya secara langsung.
Melihat matahari melalui pantulan kaca, Newton mengaku setelah itu malah mengalami kebutaan selama tiga hari dan pandangannya berbayang selama berbulan-bulan. (Ruth Vania)