Distribusi Minyak Malaysia ke Krayan Menunggu Bea dan Cukai

Dipastikannya pula, sudah ada agen penyalur yang siap mendistribusikan BBM di Krayan. Nantinya agen yang ditunjuk akan menampung BBM dari Pertamina.

TRIBUN KALTIM / NIKO RURU
Operasional kendaraan roda empat di Long Bawan, Kecamatan Krayan ini masih mengandalkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari Malaysia. Mereka mendapatkan BBM secara illegal dari Bakelalan, Serawak. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Pemerintah mengubah kebijakan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke Kecamatan Krayan.
 
Jika semula PT Pertamina akan menyuplai BBM dengan menggunakan angkutan udara, kini direncanakan BBM akan dipasok dari Malaysia.
Kepala Bidang Minyak dan Gas pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan, Elirath mengatakan, PT Pertamina telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Petronas, perusahaan minyak negara Malaysia untuk menyuplai BBM ke Kecamatan Krayan. Program ini merupakan upaya menyediakan BBM untuk wilayah terisolir terpencil termasuk Kecamatan Krayan Selatan dan Kecamatan Lumbis Ogong.
“Petronas telah menyanggupi kerja sama penyaluran BBM ke Krayan. Tinggal menunggu waktu,” ujarnya, Selasa (22/3/2016).
Untuk merealisasikan program dimaksud, pihaknya juga meminta bantuan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaysia. Saat ini realisasi rencana itu tinggal menunggu rekomendasi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Jadi yang ditunggu itu tinggal surat rekomendasi pabean dari Bea Cukai. Ini terkait masuk keluarnya BBM ke Krayan,” ujarnya.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral maupun Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina telah menjanjikan distribusi BBM ke Kecamatan Krayan. Hal ini sebagai jawaban atas kelangkaan BBM di kawasan yang hanya bisa jangkau dengan angkutan udara dari Kota Tarakan maupun ibukota Kabupaten Nunukan.
Elirath mengatakan, jika program ini terealisasi, Krayan akan mendapatkan kuota BBM hingga 900 kiloliter perbulan.
“Tetapi pengirimannya tidak serta merta langsung didistribusikan oleh Petronas,” ujarnya.
Petronas akan mengangkut BBM bersubisidi ke perbatasan darat Republik Indonesia-Malaysia di Krayan. Selanjutnya, BBM tersebut akan dipindahkan ke angkutan yang disediakan PT Pertamina.
“Ini kemudian dikonversi dan ditentukan harga subsidi untuk warga di Krayan. Hitungan kasar kita non subsidi Rp. 15.000 perliter. Tetapi itu sepenuhnya kewenangan Pertamina,'' ujarnya.
Dia memastikan, kualitas BBM yang akan didistribusikan untuk warga di Krayan akan lebih bagus dibandingkan BBM yang dijual di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik.
“Nanti BBM di sana memiliki ron yang setara dengan kandungan Pertamax,” ujarnya.
Dipastikannya pula, sudah ada agen penyalur yang siap mendistribusikan BBM di Krayan. Nantinya agen yang ditunjuk akan menampung BBM dari Pertamina.
“Mengingat kondisi medan yang sulit, agen akan mengambil minyak dengan mobil jenis Hilux dan membawa BBM dalam profil atau jeriken dan drum khusus yang didesign agar tahan lama dan terlindung dari benturan atau penguapan saat pengiriman,” ujarnya.
Lebih setahun ini warga di Kecamatan Krayan mengeluhkan kesulitan BBM. Sejak Malaysia melarang penjualan BBM di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia, warga Krayan harus sembunyi-sembunyi untuk bisa mendapatkan pasokan BBM dalam jumlah yang sangat kecil. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved