Jaringan Kelompok ISIS
ISIS Mengeksekusi 250 Wanita yang Menolak Dijadikan Budak Seks
Setidaknya terdapat 250 orang kaum wanita yang dieksekusi militan ISIS karena alasan menolak untuk dijadikan budak seks.
TRIBUNKALTIM.CO, MOSUL - Pembantaian secara brutal yang dilakukan kelompok ISIS ini berlangsung di Mosul, kota urutan kedua terbesar di Irak.
Setidaknya terdapat 250 orang kaum wanita yang dieksekusi militan ISIS karena alasan menolak untuk dijadikan budak seks.
Kelompok ekstremis ini memang terkenal sering melakukan pemaksaan terhadap kaum perempuan untuk melangsungkan kawin kontrak atau akan dibunuh jika menolak.
"Setidaknya ada 250 perempuan sejauh ini yang telah dieksekusi oleh ISIS karena menolak untuk dijadikan budak seksual oleh militan ISIS. Tidak hanya itu keluarga para perempuan ini juga ikut dieksekusi jika menolak untuk memenuhi permintaan ISIS," ungkap seorang juru bicara dari Partai Demokrasi Kurdi.
Sementara itu pihak pemerintah setempat mengungkapkan, jika kaum wanita yang tinggal di kawasan Kota Mosul diperlakukan sebagai sebuah komoditas.
Hak asasi perempuan disalahgunakan untuk melakukan pelecehan seksual yang dilakukan oleh militan ISIS, demikian dikutip Tribunkaltim.co melalui situs mirror.
Baca: ISIS Ambili Para Perawan Cantik untuk Dijadikan Budak Seks
Kebebasan kaum wanita sangat dibatasi di kota ini dimana wanita tidak diizinkan untuk berpergian keluar rumah sendirian di Mosul dan tidak memiliki hak memilih pasangan mereka.
Pengeksekusian ini sebelumnya juga pernah dilakukan pada bulan Agustus tahun lalu, dimana terdapat 19 orang wanita Mosul yang dibantai karena menolak untuk berhubungan seks dengan tentara ISIS.
Berdasarkan laporan, terdapat total hingga mencapai 500 orang wanita yang termasuk anak-anak perempuan di Yazidi diculik dan mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh militan ISIS pada bulan Agustus tahun 2014 silam.
Baca: Kehabisan Dana, ISIS Jual Organ Vital Anggotanya di Pasar Gelap
Nadia Murad selaku korban perbudakan menceritakan kejadian bagaimana para militan ISIS secara kejam membunuh enam orang saudaranya dan ibunya yang tinggal di daerah Irak bagian Utara.
Perempuan ini menjadi anak yatim piatu dan dibuang ke tempat pembuangan, namun ia berhasil selamat dan menyuarakan pendapatnya mengenai isu kemanusiaan untuk bersatu melawan kejahatan teroris yang dilakukan kelompok ISIS. (*)