Penumpang Jengkel, Lion Air Batal Terbang Tapi tak Dapat Kompensasi Penginapan

Ramot mewakili keluarganya mengaku kecewa berat. Pesawat yang harusnya berangkat pukul 18.00 delay hingga pukul 21.00 Wita.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/ARIDJAWANA
Ramot dan beberapa penumpang yang pesawatnya delay protes pihak Lion Air Balikpapan, Selasa (10/5/2016) malam. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Menjelang tengah malam, enam orang keluarga Ramot Siagian (35) terlihat bingung, sekaligus jengkel atas pelayanan penerbangan pesawat Lion Air rute Balikpapan‑Medan yang mengalami penundaan (delay).

Pihak maskapai sempat mengumumkan pesawat delay beberapa jam. Namun setelah ditunggu lama, ternyata penerbangan dibatalkan.

Pantauan Tribunkaltim.co, Selasa (10/5/2016) di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Sepinggan Balikpapan, puluhan penumpang tertahan di bandara.

Ramot mewakili keluarganya mengaku kecewa berat. Pesawat yang harusnya berangkat pukul 18.00 delay hingga pukul 21.00 Wita.

Baca: Gara-gara Delay Lion Air, Rizky Gagal Datang ke Acara PMII

"Kami dapat kabar, pilotnya mogok kerja," ungkapnya yang waktu itu memakai kemeja garis‑garis lurus.

Kekecewaan kembali memuncak setelah manajemen Lion Air Balikpapan memberi kabar pesawat yang berangkat pukul 21.00 Wita jurusan Balikpapan‑Kuala Namu Medan batal terbang.

"Harusnya kalau tidak mau ada penerbangan jangan jual tiket. Kami sudah bayar lunas. Main seenaknya batal terbang," tegasnya.

Baca: Hari Ini Ratusan Pilot Lion Air Mogok Terbang

Akibat pembatalan terbang itu, pihak Lion Air memberi kompensasi terbang ke Bandung Jawa Barat dan diinapkan di hotel, pagi harinya lanjut terbang ke Kuala Namu Medan.

Namun bagi Ramot, kebijakan itu kurang rasional mengingat enam orang keluarganya adalah orang‑orang tua.

"Saya khawatir orang tua kami ditinggal tanpa ada yang mendampingi di Bandung. Mereka sudah tua. Buta huruf semua," kata Ramot yang menjadi pengantar di Bandara SAMS Sepinggan.

Lantaran hal itu, keluarganya lebih memilih penundaan terbang pada esok harinya jam 18.00 Wita, langsung dari Balikpapan ke Medan.

Pilihan itu, tidak membuat enam penumpang tersebut mendapat kompensasi penginapan di Balikpapan. Kompensasinya hanya ditukar penerbangan esok hari.

Lebih baik menginap, tidur di bandara saja daripada memaksa harus memilih menginap di Bandung Jawa Barat.

"Atau tidak kami pulang dulu ke tempat saudara yang tinggal dekat bandara sini," tutur Ramot.

Hal serupa dialami Ipanli (30), penumpang Lion Air ini kena delay. Seharusnya dari Medan ke Berau tiba sore tetapi malam baru tiba di Balikpapan.

Baca: Ribuan Penumpang Lion Air Telantar di Bandara

"Transit dulu di Balikpapan. Sudah tiba di Balikpapan, pesawat ke Berau sudah tidak ada juga. Saya dikasih kompensasi menginap di hotel di Balikpapan," ungkap pria bertubuh gelap ini.

Sebelum di Balikpapan, Ipanli mengalami delay selama 5 jam di Bandara Kuala Namu Medan. Dirinya diberi kompensasi makanan dan uang Rp 300 ribu.

"Ada delay saya rugi. Gara‑gara ini saya harus izin, tidak masuk kerja. Untung saja kantor saya yang di Berau memakluminya," ungkapnya. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved