Penutupan Lokalisasi

Lokalisasi Km 17 Mau Ditutup tapi PSK Berpakaian Minim Masih Bersliweran

Lantunan musik karoke masih menggema, satu di antaranya di rumah berkode B2 yang terdengar sampai keluar jalan gang.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Para penghuni Lokalisasi Km 17, Balikpapan, Kalimantan Timur, masih bersliweran menunggu tamu, Selasa (31/5/2016). 

"Pulang kampung mau jadi wanita baik-baik. Mau rajin ibadah. Nanti kerja apa saja di desa. Yang penting bisa cari uang buat kebutuhan hidup anak sama saya," tuturnya, yang saat itu mengenakan kaus hijau muda.

Sementara, Nur Ali, Ketua RT 38 Kelurahan Karang Joang mengatakan situasi terkini di wilayahnya tidak ada perubahan atau masih berjalan normal seperti biasanya.

Pemerintah menurutnya belum mendatangi wilayahnya atau menjalin komunikasi mengenai rencana penutupan lokalisasi dan tempat prostitusi per 1 Juni.

Saat dimintai tanggapannya mengenai penertiban lokalisasi, pria 67 tahun ini menyatakan hendaknya dilakukan tidak secara mendadak.

Ia masih mengharapkan pemerintah mau diajak dialog dengan penghuni 24 wisma yang masih berdiri kokoh di kawasan tersebut.

"Kita bicara dulu, jangan juga mendadak kita tidak siap. Kami masih berharap pemerintah mau diajak dialog," ujarnya.

Nur Ali tak mengetahui persis jumlah PSK yang masih mencari nafkah di lokasi tersebut.

Yang jelas sudah sangat berkurang drastis semenjak pemerintah menyatakan lokasi tersebut terlarang untuk kegiatan prostitusi.

Tokoh masyarakat Km 17, Karang Joang, Halib (58) mengusulkan usaha prostitusi di perkampungannya sebaiknya ditutup total. Pemkot wajib menutup dan bersikap tegas dengan cara memulangkan para penghuni lokalisasi ke kampung halamannya.

Halib menegaskan, kebijakan pemberian uang Rp 3 juta dan pelatihan kepada PSK di Km 17 tahun lalu dianggap tidak mujarab.

"Kasih saja mereka tiket pesawat. Disuruh pulang ke kampung halaman. Jangan kasih uang kontan lagi, pasti mereka tidak pulang kampung. Mereka hanya beredar di Balikpapan dan sekitarnya lalu balik lagi ke sini," ujar Halib.

Pemkot pun mesti tegas, berani dan punya komitmen membersihkan Balikpapan dari praktik prostitusi. Selama ini, pemerintah kesannya hanya semangat di awal sampai membuat tim posko penjaga namun setelah itu kecolongan lagi.

Segera Ditertibkan
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Balikpapan Tirta Dewi menganggap keberadaan lokalisasi di Balikpapan sudah tidak ada.

Ia berpatokan dengan proses penutupan yang telah dilakukan pemkot sejak 2013 silam.

"Secara resmi sudah ditutup 2014 sehingga memang sudah tidak ada itu (lokalisasi) ," katanya, Selasa (31/5/2016).

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved