Ramadhanku
Santri Ponpes Daarul Ilmi Muhammadiyah Pulang harus Setor Hafalan Quran pada Orangtua
Selama bulan Ramadhan, program tahfizh (hafalan) Al Quran terus dilakukan para santri wajib hafalan Al Quran juz 1 dan 2 serta juz 29 sampai 30.
Penulis: Junisah | Editor: Amalia Husnul A
TARAKAN, TRIBUNKALTIM.CO - Di ruangan lantai II Pondok Pesantren Daarul Ilmi Muhammadiyah Tarakan tampak puluhan santri duduk membentuk lingkaran. Secara bergantian dua santri membaca hafalan Al Quran, sedangkan santri lainnya mendengarkan dan menyimak.
Selama bulan Ramadhan, program tahfizh (hafalan) Al Quran terus dilakukan para santri di ponpes yang berada di Jl Sudirman, RT 4 Pamusian, Tarakan. Para santri wajib hafalan Al Quran juz 1 dan 2 serta juz 29 sampai 30.
Anak‑anak harus lengkap hafalan Qurannya sebagai syarat kepulangan mereka. Hafalan Al Quran disetorkan kepada orangtua masing‑masing.
Kegiatan santri selama puasa semakin padat. Mulai pukul 03.30 Wita, mereka sudah bangun makan sahur dilanjutkan shalat Subuh dan tasmik secara kelompok atau mendengarkan hafalan Al Quran.
Mereka bergiliran membaca Al Quran, teman‑temannya yang lain mendengarkan dan menyimak.
BACA JUGA: Cetak Kader Tarbiyah, Ponpes Kulliyatul Muballighiin Minta Santri Jauhi Televisi dan Radio
Pukul 07.30 Wita santri istirahat, setelah itu kembali program hafalan Quran sampai puku 12.00 Wita, dilanjutkan shalat Dzuhur dan melanjutkan hafalan Al Quran. Pukul 14.00 waktu istirahat, lalu bangun shalat Ashar.
Selesai Ashar dilanjutlan lagi tasmik membacakan hafalan Al Quran. Usai buka puasa dilanjutkan shalat Mahgrib, makan malam lalu tarawih.
Pesantren milik Muhammadiyah ini juga membuka pendidikan formal setingkat SMP disebut SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS). Kehidupan santri kesehariannya tidak hanya belajar agama, namun juga pelajaran umum.
Pesantren plus SMP memiliki 17 ustaz dan ustazah serta 48 santri dan 37 santriwati. Pesantren yang sudah empat tahun berjalan mengajarkan pula penguasaan bahasa Arab dan Inggris.
BACA JUGA: Ponpes Syaichona Cholil Gembleng Santri Manfaatkan Lahan Tidur Kembangkan Agrobisnis
Kepala Ponpes Daarul Ilmi Dian Sandy Utama mengungkapkan, Ponpes Daarul Ilmi sudah berjalan empat tahun lalu.
Sedangkan SMP MBS baru jalan dua tahun. Dengan dipadukan antara pesantren dan sekolah jumlah anak yang masuk semakin bertambah.
"Dulunya hanya anak‑anak dari Tarakan di pesantren ini. Karena metode pengajarnya menarik banyak santri dari luar Tarakan, seperti Bulungan, Nunukan, Malinau dan Berau tertarik masuk," ujarnya. (*)
***