Inggris Keluar dari Uni Eropa

Brexit, Para Pemimpin Uni Eropa Tolak Negosiasi dengan Inggris

Dalam pertemuan tersebut para pemimpin Uni Eropa ini menyerukan 'dorongan baru' untuk memperkuat Uni Eropa.

nytimes
Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Perancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di Berlin. Dalam pertemuan tersebut para pemimpin Uni Eropa ini menyerukan dorongan baru untuk memperkuat Uni Eropa. 

TRIBUNKALTIM.CO - Para Pemimpin dari Jerman, Perancis, dan Italia telah mengungkapkan tidak ada negosiasi dengan Inggris usai memutuskan Brexit. Hingga kini pihak Inggris secara resmi menyatakan niatnya untuk meninggalkan pasal 50.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Perancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di Berlin.

Dalam pertemuan tersebut para pemimpin Uni Eropa ini menyerukan 'dorongan baru' untuk memperkuat Uni Eropa.

Dari ketiga pemimpin ini menyatakan mereka menyesal dengan keputusan Inggris yang memutuskan keluar.
"Sangat menyakitkan dan sebuah keputusan yang sangat disesalkan," ungkap Merkel.

Baca: Peretas Bajak Petisi yang Menyuarakan Referendum Kedua

"Kami telah sepakat berdasarkan pasal 50 dari perjanjian Eropa sangat tertulis dengan jelas. Negara anggota yang ingin meninggalkan Uni Eropa harus memberitahu Dewan Eropa. Tidak akan ada langkah lebih lanjut sebelum kesepakatan tersebut terjadi. Hanya akan ada pedoman Dewan Eropa untuk menegosiasikan jalan keluarnya."

Dalam konferensi pers tersebut Angela Merkel mengatakan, "Hal tersebut berarti, kami sepakat tidak akan ada pembicaraan formal atau informal dengan Inggris sampai Dewan Eropa telah menerima permintaan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa," paparnya, dikutip melalui BBC, Selasa (28/6/2016).

Presiden Hollande dan Perdana Menteri Renxi menekankan perlunya untuk segera memproses keluarnya Inggris secepat mungkin.

Dia berfokus pada permasalahan yang dihadapi oleh 27 negara Eropa yaang tersisa seperti memerangi terorisme dan memperkuat daerah perbatasan.

Baca: Ini Dia Harga Minyak Dunia Terkini, Dipengaruhi Brexit?

"Tanggung jawab kami tidak hanya menghabiskan waktu untuk menangani pertanyaan seputar keluarnya Inggris dan pertanyaan baru untuk 27 negara yang tersisa. Tidak ada yang lebih buruk daripada suatu ketidakpastian," ujar Hollande.

"Di satu sisi kami sedih atas keputusan Brexit, tetapi ini juga merupakan waktu baru untuk menulis halaman baru dalam sejarah Eropa dengan sesuatu yang dapat menyatukan kami," ujar Renzi.

Sementara itu Perdana Menteri, David Cameron menegaskan di Parlemen, bahwa Inggris belum siap untuk memulai proses penarikan secara formal.

"Sebelum kami melakukan itu, kita masih memerlukan untuk menentukan jenis hubungan seperti apa yang kami inginkan dengan Uni Eropa," ujarnya.

Sampai ada penggantinya, karena proses pemilihan PM yang baru akan dilakukan pada musim gugur nantinya untuk bisa memproses Pasal 50. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved