Berita Eksklusif
Cuaca di Langit Kalimantan Sangat Ekstrem, Puing Heli Ini Sekarang jadi Lokasi Ziarah
Penerbang yang bertugas ke daerah itu pun, semacam terpanggil singgah dan ziarah ke lokasi kecelakaan yang terjadi Sabtu, 9 November 2013.
"Saya mengunjungi lokasi heli jatuh, supaya tahu letak dan kondisinya. Sehingga kalau ditanya orang lain, saya bisa menceritakan, semacam referensilah," kata Johny.
Adapun mengenai penyebab kejadian, katanya, ketika heli jatuh, sudah dibentuk tim, sehingga tidak perlu disampaikan.Johny pun sempat menyaksikan rekaman video menunjukkan detik-detik heli tersebut jatuh. Ia menyaksikan rekaman yang didapatkan Komandan Pos, Letda Rizal.Pangdam sendiri berkali-kali mengingatkan rombongan agar sigap bergerak mengingat perjalanan sangat tergantung pada cuaca.
Setiap kali hendak berpisah dengan prajurit atau warga yang baru dikunjungi, ia selalu mengatakan faktor cuaca menjadi hal yang perlu diingat.
"Kami akan berangkat cepat-cepat, karena faktor cuaca. Sebab kami tidak bisa memaksakan, semua tergantung cuaca," katanya saat berpisah dengan Camat Bahau Hulu dari Kampung/Desa Apauping.
Baca: Wow, Kabupaten Ini Bakal Diperkuat dengan 32 Helikopter!
Cuaca Ekstrem
Pilot Yohanes Syaputra telah bertugas menerbangkan pesawat selama enam tahun. Selama itu, ia antara lain bertugas di Pulau Jawa, Papua dan Kalimantan.
Selama dua bulan terakhir, ia dan kru terbang melayani pengiriman logistik kebutuhan pokok prajurit pengjaga perbatasan Indonesia - Malaysia.
"Selama saya di perbatasan sudah sejak 2010, mendukung tugas pokok di perbatasan-perbatsan. Cuaca perbatasan paling ekstrem salah satunya di Kalimantan Utara," ujar Yohanes di tengah tugas menerbangkan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing ke sejumlah titik di perbatasan, pekan lalu.
Menurut Yohanes, lulusan Sekolah Penerbang TNI AD tahun 2009, medan penerbangan dan cuaca angkasa Kalimantan sangat berbeda dari di Pulau Jawa.
"Di Kalimantan cenderung, saya katakan, agak sulit karena banyak pegunungan dan lembah-lembah, sehingga ketinggian terbang lumayan cukup tinggi, rata-rata 5.000 - 6.000 feet untuk menuju pos-pos perbatasan untuk melakukan pendorongan logistik (dorlog) ke perbatasan," kata Lettu Yohanes.Kru Heli Bell 412 buatan tahun 2013 ini terdiri atas lima orang.
Kapten Pilot Letnan Satu (Lettu) Yohanes Syaputra, Copilot Letnan Dua (Letda) Agus Budi, Kepala Teknik Serka Wiwin Triyono, Teknik Serda Pendi, Kelistrikan Avionnik Pratu Rozikun.Itulah sebabnya, Yohanes mengingatkan para penerbang yang bertugas di Kalimantan agar lebih cermat meperhatikan situasi tugas.
"Hal-hal dasar yang perlu diperhatian di lokasi spot yang sulit, seperti spot Long Bulan, lokasi heli jatuh tahun 2013,kalau cuaca tidak bagus, jangan dipaksakan," katanya.
Selain faktor cuaca atau alam, ia mengingatkan perlukan kesiapan kru penerbang. Manakala ada anggota tim yang tidak siap, sebaiknya penerbangan dibatalkan atau ditunda saja.
"Kemudian kru, kalau ada yang tidak siap, misal sakit, jangan paksanakan demi keselamatan jam kerja," katanya.